Jika tidak salah ingat ketika dulu masuk hutan di Sulawesi Selatan, di sebuah wilayah sepi Tana Toraja Barat, di kaki gunung Ganda Dewata, pernah diberi oleh seorang yang baik sebuah kulit binatang yang bernama Koala. Rupanya binatang manis ini Karmic Koala, juga hidup di pucuk-pucuk pohon di hutan tropis Indonesia bagian Timur. Kulit hitam yang sudah di samak dan diawetkan itu masih juga tersimpan rapi di rumah. Entah apa yang membedakan antara Koala dengan Kus kus, berhubung lupa-lupa ingat maka nggak bisa dan bukan porsinya untuk menjelaskannya. Peristiwa yang menghasilkan penggalan kisah sejarah hidup ini sudah berlalu sekitar 15 tahunan yang lalu ketika kondisi fisik masih lumayan prima sehingga untuk mendaki gunung yang belum ketahuan puncak dan jalannya tersebut masih kuat dijalani meski memakan satu bulan hidup di hutan liar yang indah tersebut hingga akhirnya kembali ke dunia nyata dengan lag dan keanehan melihat banyaknya orang dan makanan di pemukiman, haks.
Kuping ini mendengar kabar tentang Karmic Koala maskot Ubuntu 9.10 yang akan di rilis pada Oktober 2009. Namun masih saja kurang sabar untuk segera mencobanya. Berhubung rasa ingin tahu yang jelas membuat kepala penuh dan hasrat yang tidak terbendung maka harus rela waktu untuk mendownload file iso Karmic Koala Alpha 2, yang memang sudah diwanti-wanti untuk tidak digunakan dalam mesin sehari-sehari karena masih banyaknya bugs yang ada. Hal ini malah menambah rasa penasaran saja, gimana sih caranya komunitas Ubuntu ini menelorkan sebuah OS yang menggegerkan dunia persilatan, dan memiliki kekhasan tersendiri dari keluarga Linux dengan fitur autoupdate dan repository yang selalu saja baru dan tambah terus.
Maka dimulailah petualangan berbahaya ini sejak sekitar 2 minggu yang lalu, yang mengakibatkan rutinitas blogwalking dan posting-memosting jadi agak nggak karuan lagi frekuensinya. Apalagi untuk optimasi dalam rangka pencarian dana untuk launching dan pengembangan Jogloabang Community yang masih bayi, Honestly semoga bisa berjalan lancar, sekalian menumbuhkan mengapa stop dreaming start action, semua jadi agak terbengkalai jadinya, karena menunggu proses download yang keliru pertama malah download file iso Ubuntu 9.10 Karmic Koala versi Server, yang kedua file iso Ubuntu 9.10 Karmic Koala versi AMD 64 bit. Ternyata nggak bisa untuk update si Lenovo G430 ini. Apalagi karena file dan sistem di dalamnya sudah nggak perawan lagi sudah kemasukan versi server dan sudah diupgrade ke Ubuntu Studio 9.04 Jaunty Jackalope. Celaka memang meskipun sudah pake perintah lewat alt+F2, kemudian update-manager -d, melalui cd-rom, tetep saja harus download upgrade sebagian yang besarnya 1,4 GB, wah, lha gimana lagi semua harus dijalani dengan ikhlas, kepala dingin dan pemerkosaan terhadap leptop dan modempun dijalani hingga orgasme keinginan karena akhirnya sukses juga, memakai OS Ubuntu 9.10 Karmic Koala Alpha 2 dengan bug di kanan kiri yang malah menambah asiknya bercinta dengan si Karmic Koala.

Belum bisa diceritakan semuanya selain setiap hari bisa submit bugs ke launchpad ketika ada aplikasi yang tidak berjalan dengan sesuai, maklum bisanya baru itu. Serta cepatnya tanggapan dari komunitas Ubuntu ini, dimana pada pagi hari submit bug, beberapa jam kemudian sudah ada update untuk mefikskannya, sebuah pengalaman yang menakjubkan meski tidak memiliki bekal memadai dalam urusan emosi biner ini, namun ada rasa kepuasan tersendiri mengetahui kerja-kerja para anggota tim yang terbuka sama sekali ini demikian cepat dan seperti memasuki dunia siluman dengan nuansa yang lain. Bukan dunia maya yang memalukan karena selalu membuat marah dan risih dengan gaya postingan aristokrat dan keminter, karena sedang duduk sebagai penguasa, tentunya akan selalu saya ingat hingga hari pembalasan karena kata-kata kotornya dengan menyebut sebuah usaha untuk membangkitkan jati diri bangsa blogger daerah sebagai blogger calo atau blogger pebisnis, mengingatkan saja akan pandangan sinisnya ketika para siluman berkumpul dengan stylenya masing-masing dianggap aneh, atau mungkinkah penyusup ini sengaja ditanam untuk membuat hingar bingar dan kacaunya persekawanan antar pecinta dunia maya yang membahayakan hegemoni, kooptasi dan kibaran bendera-bendera yang sudah muncul dahulu. Janganlah terlalu membesarkan hal yang kecil, karena dunia maya ini dismaping sebuah surga informasi namun sekaligus juga tempat pembuangan akhir emosi-emosi biner dan sampah serapah yang tidak muncul di alam kenyataan.