tirani tafsir

 

tirani tafsir

pnps

Terbukti sekali lagi bahwa negeri begajul pada hari senin 19 April 2010 dalam putusan sidang salah satu mahkamahnya tentang sebuah peraturan tingkat tinggi bernomor satu garis miring PNPS garis miring tahun seribu sembilan ratus enam puluh lima, sebagai sebuah negara aneh bin ajaib. Dimana ada banyak yang membingungkan secara substansial ketika malem-malem pernah ada treat di plurk tentang Ghazwul Fikri yang artinya adalah semacam perbedaan pemikiran nyatanya juga malah disini malah ada kesamaan pikir diantara yang sama-sama berpikir tentang Ghazwul Fikri tersebut. 

Paling aneh adalah ketika salah satu pendapat bahwa tujuan kaum penentang agama adalah meletakkan agama sebagai bagian dari semesta dunia, berlawanan dengan para agamawan tingkat tinggi yang mengatakan bahwa agama adalah semesta itu sendiri dan yang lain hanyalah bagiannya. Namun menjadi aneh ketika di negeri begajul hanya ada beberapa agama dan itupun mendapat perlindungan hukum, sementara kalau agama berada diatas segalanya bukankah sudah tidak perlu diatur kembali dalam sebuah peraturan aneh tersebut yang malah menistakan agama itu sendiri karena segala macam tindakannya dihukum menurut tatacara duniawi, atau mungkin sebuah pertolongan mending dipenjara di dunia tapi nanti di sana aman, karena tidak ada lagikan kasus yang sama untuk peradilan yang sama pula.

Dalam pasal satu peraturan itu adalah tersebutkan bahwa : "Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang di anut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu" adalah hal teraneh yang bisa dinalar karena untuk memeluk sebuah keyakinan terntentu minimalnya ajaran tersebut memberikan solusi atau apapun yang bisa ditafsirka oleh otak dan hati bahwa sudah pas dengan diri kita sendiri, sementara aliran kebatinan mungkin akan lebih terserang lagi meskipun secara sangat jelas mereka menafsirkan segala sesuatunya lewat bathin masing-masing tanpa ada yang bisa mendengarnya. (lmao)

Belum lagi dengan pengeras suara setiap hari tertentu oleh agama tertentu kadang dengan lantang malah promosi aliran politik tertentu dengan menjelek-jelekan agama bahkan aliran atau orang lain. Serta sudah sangat hapal ketika dalam pertemuan-pertemuan dalam rumah peribadahan untuk meyakinkan para pengikutnya pembandingan-pembandingan dan tafsir-tafsir pastilah akan keluar dengan lancar serta fasih. Sudah barang tentu ini tidak bisa dianggap penodaan agama karena yang melakukan adalah rejim agama yang sah di mata hukum, terkecuali dengan orang-orang yang berusaha membumikan agamanya dengan membaca huruf arab dengan suara bahasa daerah, karena terlalu banyak ketakutan untuk berbuat cerdas, bukan semakin bertambah ilmu itu diturunkan ketika terlalu banyak pagar yang ditanamkan untuk membatasi keeksklusifitasnya.

Betapa tidak terkalahkannya para diktator tafsir dalam barisan yang menghebohkan hingga peraturan tentang pornografi yang aneh tersebut, tentunya dengan akar yang maha kuat tersebut semakin membuat aneh demokrasi dan kebebasan berpikir yang di jamin oleh peraturan tertinggi diatasnya, entah apa maksudnya semoga saja tidak menambah api dalam sekam, seperti kasus perang koja yang aneh bin ajaib, tiba-tiba muncul mencengangkan kemudian tiba-tiba hilang mencengangkan pula, entah mau pilih penodaan agama, penistaan demokrasi, atau penistaan apapun, yang jelas penghambaan pada kesejahteraan mungkin masih menjadi jembatan merahnya.

Atas