terapi avatar untuk schizophrenia

avatar yang dibuat oleh penderita schizophrenia
 

terapi avatar untuk schizophrenia

Avatar terapi adalah terapi baru untuk penderita Schizophrenia. Schizophrenia mungkin tidak lazim di sini, karena memang sangat sedikit penderitanya yang diketahui, terlebih dengan mahalnya penggunaan fasilitas kesehatan, terutama kesehatan mental.

Secara praktisnya schizophrenia adalah gangguan kesehatan mental yang disebabkan ketidakmampuan otak untuk mencerna logika normal karena dipengaruhi bisikan-bisikan, atau suara yang hanya bisa didengarkan penderitanya sendiri. Semua tampak baik-baik saja sampai ketika orang tersebut menceritakan apa yang dialaminya dengan suara-suara tersebut. Suara-saura tersebut mengajak bahkan menyuruh orang tersebut untuk melakukan sesuatu.

Kabar menarik adalah adanya terapi baru untuk schizophrenia, yaitu terapi avatar. Seperti diketahui avatar adalah perlambang karakter ikon wajah seseorang. Dengan menggunakan komputer, karakter wajah beserta suaranya di buat hingga mirip oleh pemilik schizophrenia memakai software khusus untuk itu. Terapi avatar ini dikenalkan oleh Professor Julian Left dari Universitas College London.

Professor Julian Left sudah bekerja selama 37 tahun dalam hal penanganan penyakit schizophrenia. Saat ini dia menggunakan terapi avatar untuk diujicoba kepada pasien schizophrenia. Dengan cara aman yaitu secara virtual menggunakan komputer untuk membuat avatar dan suara dari para pemilik gangguan schizophrenia untuk kemudian dapat menepis ajakan dan perintah suara-suara tersebut bahkan melawannya, dengan suara yang kemudian diskenariokan oleh terapis atau dokternya menggunakan komputer dari ruangan yang lain.

"The idea was that if we give the invisible entity a human face then it can be much easier for the patient to converse with it," Professor Leff told the BBC.

"The point is that because you created it you know it can't harm you. And therefore, you can say things to it that you wouldn't dare to say back to the voice."

Riset ini dipublikasikan dalam British Journal of Psychiatry, dan difokuskan untuk pasien yang tidak memiliki respon terhadap pengobatan. Setelah enam kali terapi kebanyakan pasien mengalami perbaikan dalam suara-suara tersebut, dan 3 pasien mengatakan berhenti mendengar suara-suara tersebut.

Proffessor Julian Left mengatakan:

"I encourage the patient saying, 'you mustn't put up with this, you must tell the avatar that what he or she is saying is nonsense, you don't believe these things, he or she must go away, leave you alone, you don't need this kind of torment'," said Prof Leff.

"The avatar gradually changes to saying, 'all right I'll leave you alone, I can see I've made your life a misery, how can I help you?' And then begins to encourage them to do things that would actually improve their life."

Terapi avatar ini memberikan laporan pada akhir sesi tritmen dengan hasil bahwa pasien mengalami penurunan stress akibat suara-suara tersebut dan tidak sering lagi mendengar suara-suara tersebut. Dengan begitu tingkat depresi dan pikiran untuk bunuh diri juga menurun. Karena biasanya 1 dari 10 orang penderita schizophrenia memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.

Sumber : Time, Press Release, BBC

Atas