Memang Gadjah Mada diakui dan selalu masih saja dielu-elukan dengan sumpah palapanya untuk mengayomi dan menyatukan pendapat mengapa Indonesia harus ada. Bahkan peribahasa Bhinneka Tunggal Ika menjadi sebuah kata sakti inklusifnya politik dan misi keIndonesiaan yang berbeda-beda namun tetap satu, meskipun khianat demi khianat untuk mengotorinya selalu saja muncul oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab entah dengan maksud apa, sudah tak jelas lagi bahkan tiada lagi yang menanyakannya.
Mengapa juga masih dibutakan dengan sejarah akademis, yang justru terbatas hanya pada sesuatu yang minimalis dan bahkan hanya bisa menarik perjuangan insan nusantara hingga abad ke sepuluh, bukan menarik kembali ke sebelumnya yang lebih detail dan kuno, sangat sulit memang, namun bukankah dari itu kita dapat mengetahui betapa lebih kayanya negeri Nusantara ini yang akhirnya bernama Indonesia, dan yang jelas saat-saat itulah kebijaksanaan dan kearifan lokal lebih terpateri bahkan tanpa kita sadari sepenuhnya, tentang budaya, seni, bahkan perspektif dalam memandang, hingga tanpa adanya perlawanan ketika menerima dengan lapang dada agama-agama baru dari luar yang dengan serta merta dan sangat cepat diadopsi dalam kehidupan bermasyarakat disini.