dunia baru

 

dunia baru

Kantor Fesbuk
Ketika beberapa tahun yang lalu memutuskan untuk membunuh keanggotaan keluar dan menghapus akun di salah satu situs jejaring sosial yang pada awalnya memang tidak menarik meski tampilannya bisa buat belajar kode CSS ala mawut menuju satu situs jejaring sosial yang masih sepi bernama Facebook cukup terasa nyaman karena masih bersih dari gambar-gambar aneh dan bunga-bunga kemerlip menyilaukan layar monitor. Meski kalah lucu dan menyenangkan dari pada Plurk namun anehnya Facebook bisa menggaet 500 juta akun yang akan dicapainya dengan mudah sebentar lagi. Menjadi sebuah dunia dan tatanan sosial baru yang bisa mengubah banyak jadwal dan menyalurkan keanehan-keanehan pribadi disamping membludaknya pengunjung jelas akan menambah kaya pengelolanya meski ada kabar tidak mengenakkan dalam penjagaan privasi yang teledor dan sempat dijual kepada pihak advertiser.

Meski mungkin angka 500 juta orang tersebut pada kenyataanya banyak akun yang palsu karena kebiasaan dan kelupaan password misalnya. Juga kemudahan orang untuk percaya memberikan informasi dan foto-foto yang tersimpan di server Facebook yang tetap saja bisa di buka dan diketahui atau bahkan dijual meski mungkin hanya untuk kepentingan pengelola saja. Dengan informasi jujur yang diberikan oleh para penggunanya dengan alasan untuk memudahkan pencarian maka dengan itu pula bisa dipetakan siapa orang ini dan dengan siapa saja dia berkomunikasi. Meski ada saja misi dari Facebook untuk pedamaian dunia seperti memetakan mana Sunni mana Syiah, mana atheis mana yang agamis dan lain sebagainya yang katanya bisa diatasi dengan hanya melihat foto temannya ketika masih kecil atau cerita-cerita kebersamaan ketika masih di sekolah dahulu. Sangat naif karena orientasi pertama adalah bisnis dan kapital meski menggunakan platform opensource.

Setelah berhasil memasukkan setengah milyard manusia ke dalam satu kotak bernama Facebook maka suda cukup kuat Facebook untuk menggenggam dunia, dengan itu maka akan keluarlah Open Graph dimana nantinya simbol ikon tangan dengan jempol mengarah ke atas akan menyebar ke seluruh dunia maya untuk bisa memberikan flag 'like this' kepada banyak tulisan atau apapun yang nantinya informasi tersebut akan di bawa ke server Facebook beserta data ke dalam profil masing-masing akun. Dengan demikian mulailah gurita gemuk itu akan menenggelamkan dan mewadahi informasi secara otomatis yang digerakkan secara tanpa sadar untuk kemudian mendapatkan keuntungan yang sangat berlipat dari data, penilaian, trend dan tentu saja daya tawar maupun finansial yang dengan sendirinya terbangun dari agitasi melalui tayangan-tayangan kotak-kotak kecil yang dibagian footernya ada ikon jempol tangan mengarah ke atas.

Mungkin sudah tak terbendung lagi kekuatan tersebut yang menciptkan DNA baru dalam tatanan bersosialisasi meski begitu banyak konflik-konflik antar individu karena penulisan status dan penulisan opini yang sudah bukan tanggung jawab pengelola lagi karena adalah buah pikir dan perbuatan penulis yang harus mempertanggungjawabkan sendiri. Inilah sebuah tatanan dunia baru yang tanpa dibatasi administrasi kenegaraan yang diatur atas nama demokrasi privasi yang lama kelamaan akan berubah dan berkembang sebab kebebasan sebagai awal mula untuk menuliskan isi hati dan opini dalam sebuah kotak bernama Facebook dengan keamanan dalam sebuah masyarakat yang hanya friend, lama kelamaan akan berubah lagi menjadi sesuatu yang cair karena keinginan untuk memperluas networking dan bersosial disamping sarana untuk mempelajari sesama ataupun dalam sisi yang sebaliknya tanpa harus berhadapan secara fisik.

[ Photographs by Emily Shur for TIME ]

Atas