Sumur Batu Sumur Gas Metana

 

Sumur Batu Sumur Gas Metana

Gila, jika mau menghitung berapa biaya onggokan sampah raksasa tersebut bisa berkumpul di TPST Sumur Batu Bantar Gebang, ketika berpanas-panas sampai gosong di pegunungan sampah Bantar Gebang Bekasi. Entah maksudnya partisipasi blogger untuk Bekasi bersih, mungkin juga sekedar mengamati dan memberitakan, selain berhaha hihi dalam panasnya Bantar Gebang yang di naungi aroma aneh juga. Cengar-cengir sendiri kalo mau menghitung berapa biaya barang komoditi yang sebelumnya mungkin terpajang manis di etalase mall-mall pujaan para metroseksual, sebelum sampai di tempat penjualan mungkin berasal dari ujung dunia disana, kemudian diimpor oleh importir, dijual, kemudian dibeli dengan rupiah tertentu untuk dipajang beberapa saat di dalam kulkas mungkin, kemudian beralih ke tong sampah di rumah, diangkut oleh tukang sampah, masuk truk dan menuju ke Bantar Gebang yang lumayan juga jaraknya. Berapa nilai nominal barang yang malah menjadi gunung dan mungkin lebih besar volumenya daripada candi Borobudur yang pernah menjadi keajaiban dunia, hmmm... tentunya juga menghidupi banyak keluarga juga.

Menjadi hal menarik adalah eksperimentasi berharga milyaran rupiah di Bantar Gebang yang diinvestasikan oleh PT Navigat Organic Energy yang pernah dimuat oleh Tempointeraktif. Mesin pembangkit listrik yang megah itu bisa menghasilkan ratusan kilo volt listrik bagi masyarakat sekitar bekerja sama dengan PLN dengan mengolah Gas Metan (CH4) sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Gas Metan tersebut didapatkan dari pembusukan sampah organik yang agar tidak menguap ke udara gunungan sampah ajaib tersebut ditutupi dengan plastik atau semacam terpal agar bisa mengalir ke bawah dalam parit yang disediakan.

Gas Metan (CH4) memang salah satu gas dari efek rumah kaca yang memiliki kekuatan 23 kali lipat Monoksida atau CO. Pada saat ini gas metana ini terlepas dengan bebas ke udara dari TPA-TPA yang ada di tanah air. Sementara para ilmuwan atau disekolah-sekolah seringkali dibahas tentang energi yang bisa diperbarui(renewable) maupun yang mengolah untuk dihabiskan menjadi energi yang lainnya (waste energy). Hal ini bisa dilakukan dengan sekaligus mereduksi emisi gas metana dari TPA ke atmosfir dengan memanen gas metana di TPA sebagai bahan bakar, mengkonversikan sampah organik menjadi bahan bakar dan membuat sampah organik menjadi kompos.

"Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah, jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa Protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-12. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia."

Protokol Kyoto adalah protokol kepada Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC, yang diadopsi pada Pertemuan Bumi di Rio de Janeiro pada 1992). Semua pihak dalam UNFCCC dapat menanda tangani atau meratifikasi Protokol Kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan. Protokol Kyoto diadopsi pada sesi ketiga Konferensi Pihak Konvensi UNFCCC pada 1997 di Kyoto, Jepang.

Dicungkil dari [ ]

Indonesia telah meratifikasi konvensi perubahan iklim melalui Undang-Undang Nomor 6 tahun 1994 serta sudah meratifikasi Protokol Kyoto melalui Undang-Undang Nomor 17 yang dikeluarkan pada tanggal 28 Juli 2004. Sebagai implikasi keikutsertaan Indonesia dalam konvensi perubahan iklim, maka Indonesia akan dikenakan kewajiban untuk melaporkan inventarisasi Gas Rumah Kaca dan juga dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh konvensi, seperti dana mitigasi gas rumah kaca, dana adaptasi terhadap perubahan iklim dan lain-lain. Inilah yang dilakukan oleh pemerintah Bekasi dan patut diacungi jempol karena bagaimanapun juga problema Gas Rumah Kaca dan Global Warming Awareness harus juga disuarakan dan dikampanyekan selalu oleh blogger sebagai bentuk partisipasi atas kebaikan dan masa depan bumi yang juga diperingati hari ini dalam Earth Hour 26 Maret 2010 ditempat masing-masing pada jam prime time.

Mungkin karena kepanasan lupa menanyakan bahwa mungkinkah gas Metan tersebut bisa meresap ke tanah dan muncul ke sumur-sumur penduduk sekitar atau yang dibawahnya. Kalo diminum mungkin bisa membakar ataukah cuman fly seperti orang yang nggak makan beberapa hari (lmao). Semoga saja tidak kebocoran seperti itu, karena mungkin pencemaran udara bisa selamat namun pencemaran air tanah kurang diawasi, karena sepertinya aliran parit masih terbuka dan tidak di pasangi pipa, entah mungkin saya tak melihatnya. Sebab sepertinya juga tidak terdengar suara berisik dari IPAL - instalasi pengolahan air limbah - atau mungkin rombongan Amprokan Blogger - Bekasi Bersih Partisipasi Blogger - tidak melewatinya karena luasnya lahan ajaib gunung sampah raksasa TPST Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi.

Selain didukung oleh PT Gikoko Kogyo, pengolahan sampah menjadi gas metan kemudian menjadi bahan bakar pembangkit listrik inipun didukung oleh World Health Organization (WHO), yang jika tidak salah terjemahannya adalah Organisasi Kesehatan Dunia. Berupa pemberian dana Carbon Credit dengan alokasi 17 persen untuk Pemda Bekasi sebagai upaya pengurangan resiko pemanasan global yang bagaimanapun sulit dihindari bersama banyak negara lain. Dan praktik pengubahan sampah menuju energi listrik seperti yang dilakukan pemerintah Bekasi di TPST Sumur Batu Bantar Gebang inipun akan banyak dilakukan oleh kota-kota lain yang memiliki kesadaran yang sama, semoga bukan karena proyek semata.

Begitulah entah sebagai peserta Amprokan Blogger atau pribadi bagaimanapun tumpukan sampah yang bisa menjadi keajaiban dunia tersebut memang harus dapat dimanfaatkan atau dimininalisir efek pencemarannya. , dengan semangat tetep mendukung semangat agar bisa menyebar lebih luas dan meningkatkan partisipasi para blogger untuk peduli atas lingkungan sosial maupun lingkungan sosial masing-masing dan dengan caranya masing-masing pula.

Atas