Napak Tilas Gus Dur dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia

 

Napak Tilas Gus Dur dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia

Abdurrahman Wahid, dulu pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia yang dikenal dengan sapaan akrabnya 'Gus Dur'. Beliau membuat keputusan-keputusan yang kontroversi karena dianggap tidak memecahkan masalah yang ada, namun banyak orang tahu bahwa masalah tersebut pasti terpecahkan dengan keputusan Gus Dur akan tetapi banyak orang juga yang tidak ramah dengan perubahan radikal yang dikelola oleh Abdurrahman Wahid.
 
Para pecinta konflik dan orang-orang yang mendapat keuntungan dari banyak konflik kecil hingga besar baik antar golongan, suku maupun kepercayaan beragama tentu akan merasa dirugikan ketika kelompok-kelompok tersebut bisa hidup berdampingan satu sama lain. Buat apa berbhinneka ketika tidak ada rasa saling menghormati.
 
Generasi muda patut untuk memasukkan referensi tentang Abdurrahman Wahid ketika belajar tentang kebhinekaan dan keIndonesiaan. Gus Dur sangat dekat dengan rakyat bukan hanya masyarakat santri namun juga berbagai elemen keagamaan dan pegiat tradisi budaya serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 
Kalangan muda Nahdlatul Ulama dan jejaringnya saat ini mengadakan gelaran “Napak Tilas Gus Dur dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia” dalam rangka Haul memperingati kepergian Gus Dur beberapa waktu yang lampau.
 
 
Berikut pers rilis dari panitia peringatan haul Gus Dur di tahun 2013 di Yogyakarta. 
PERINGATAN HAUL GUS DUR 2013
“Napak Tilas Gus Dur dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia”
Jaringan Lintas Iman Jogjakarta
 
Yogyakarta adalah salah satu daerah di Indonesia yang mampu menunjukkan perdamaian di tengah keberagaman warga masyarakatnya. Kota ini terus menciptakan banyak konstruksi, yang terwujud dalam struktur harmoni, antara yang modern dengan yang tradisional, antara global dan lokal, bahkan antar agama dan keyakinan. Akhir-akhir ini, sudah banyak dilansir terjadinya surplus kekerasan berlatar belakang keagamaan dan keyakinan di Indonesia pada umumnya dan DI Yogyakarta pada khususnya. Gerakan-gerakan intoleransi trennya semakin hari semakin menguat terutama di kalangan generasi muda. Seperti diketahui, bahwa generasi muda adalah harapan masa depan bangsa, apa jadinya jika generasi muda kita sudah terjebak dalam gerakan-gerakan intoleransi yang tidak lagi menghargai kebhinekaan. 
 
Menjadi tanggung jawab kita bersama mengembalikan semangat dan kesadaran generasi muda di DI Yogyakarta untuk lebih menghargai kebhinekaan dan tidak terjebak dalam gerakan-gerakan intoleransi apalagi sampai pada perilaku kekerasan. Maka dari itu, perlu kiranya kita duduk bersama untuk membincang, merefleksikan, dan mengonsolidasikan gerakan toleransi dan kebhinekaan di DI Yogyakarta, di tengah menguatnya gerakan intoleransi, demi terwujudnya kesadaran generasi muda akan kebhinekaan dan terciptanya perdamaian di Bumi Mataram. 
 
Jaringan Lintas Iman Jogjakarta muncul sebagai media bertemunya kembali elemen-elemen masyarakat yang concern dalam isu toleransi dan kebhinekaan.Lebih dari tiga puluh elemen tergabung dalam Jaringan Lintas Iman Jogjakarta dari berbagai latar belakang agama dan etnis. Kemudian bersepakat untuk menjadikan Peringatan Haul Gus Dur di Bulan Desember ini, selain untuk mendoakan Sang Guru Bangsa dan Indonesia, tetapi juga dijadikan sebagai momentum konsolidasi kembali elemen-elemen masyarakat tersebut dengan mengusung tema Napak Tilas Gus Dur dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia dengan maksud merefleksikan pemikiran Gus Dur dalam mengawal toleransi dan merawat kebhinekaan Indonesia.
 
Sebagai wujud dari penerjemahan gagasan di atas, Jaringan Lintas Iman Jogjakarta mempersembahkan acara Peringatan Haul Gus Dur dalam dua rangkaian besar acara. Pertama adalah Ziarah Budaya, yang akan dilaksanakan pada Hari Senin, 16 Desember 2013, di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Pukul 15.00 s.d. 24.00 WIB. Kedua adalah Tahlil Kebangsaan dan Pengajian Akbar, yang akan dilaksanakan pada Hari Senin, 30 Desember 2013, di Kepatihan Pakualaman, Pukul 19.00 s.d. 24.00 WIB. Kedua acara tersebut rencananya akan dihadiri sekitar 2000an orang dari berbagai kalangan.
 
Adapun untuk rangkaian besar acara yang pertama yaitu Ziarah Budaya, diawali dengan Kirab Budaya, Pentas Budaya Lintas Iman, Doa Lintas Iman, Sholawat Munajat Gus Dur yang diawali dengan Sholawat Mataram, Apresiasi Puisi untuk Gus Dur, Orasi Budaya, Pentas Musik, dan diakhiri dengan Wayang Republik. Acara kirab budaya akan dimulai pada pukul 16.00 WIB dari Gedung DPRD DIY menuju Monumen Serangan Umum 1 Maret. Rangkaian kirab budaya menampilkan Barongsay & Naga, Bergodo Mataram Kotagede, Anak Muda Lintas Iman & Budaya, Ketoprak Pelajar SMA, Kuda Lumping, Jaringan Perempuan, Komunitas Difabel, Kampung Ramadhan, dan Kolaborasi Hadroh Pesantren se-DIY. Rombongan kirab akan dilepas langsung oleh Ketua DPRD DIY, Bapak  Youke Indra Agung Laksana.
 
Berakhirnya rombongan kirab di Monument Serangan Umum Satu Maret akan dilanjutkan dengan acara Pentas Budaya Lintas Iman yang akan dimulai pada pukul 18.30 WIB. Acara ini akan diawali dengan performance art dari anak-nak muda lintas iman, antara lain: Hadroh Pesantren, Tari Budaya dari Pemuda Hindu, Tari Topeng Ireng Jogja, Tarian Etnis Gorontalo, Limbuk Cangek, Teater Anti Kekerasan. Selanjutnya acara Apresiasi Puisi untuk Gus Dur yang akan dibawakan oleh tokoh-tokoh lintas iman, antara lain: Suster Maryati, Romo Triwidodo, KH. Masrur Ahmad, KH. Abdul Muhaimin, Pendeta Paulus Lie, Mustofa Hasyim, dan Koh Hwat. Selain apresiasi puisi, pentas ini juga diisi dengan Orasi Budaya dari tokoh-tokoh lintas iman, antara lain: KH. Mustofa Bisri (Gus Mus), Buya Syafi’i Ma’arif, Habib Chirzin, Romo Aloysius Budi Purnomo, Bante Panyavaro, Kang Sobari, dan Ibu Shinta Nuriyah Wahid (Istri Gus Dur). Tidak lupa pentas ini juga dimeriahkan dengan pentas musik dari Anji (ex-Drive Band). Acara pentas kemudian ditutup dengan pertunjukan Wayang Republik, sebuah wayang kontemporer yang akan menampilkan Gus Dur sebagai tokoh dengan judul Riwayat Sang Pemberontak yang akan dibawakan oleh Dalang Benyek.
 
Adapun untuk rangkaian acara besar yang kedua atau puncak acara Peringatan Haul Gus Dur adalah Tahlil Kebangsaan dan Pengajian Akbar yang akan dilaksanakan di Kepatihan Pakualaman pada Hari Senin, 30 Desember2013, Pukul 19.00 s.d 24.00 WIB. Rangkaian acara Tahlil Kebangsaan dan Pengajian Akbar akan dibuka dengan Sholawat kolaborasi Marawis dan Hadroh Kolosal Pesantren-Pesantren se-DIY. Kemudian dilanjutkan dengan acara tahlil kebangsaan guna mendoakan Gus Dur dan Bangsa Indonesia yang akan dipimpin oleh KH. Asyhari Abta (Rois Syuriah PWNU DIY). Acara diakhiri dengan Pengajian Akbar.
 
Peringatan Haul Gus Dur dengan tema Napak Tilas Gus Dur dalam Merawat Kebhinekaan Indonesia sebagai upaya pengarusutamaan gagasan toleransi dan perdamaian di tengah menguatnya gerakan intoleransi dan kekerasan di DI Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Selain itu juga sebagai upaya menyegarkan kembali ingatan masyarakat, terutama anak-anak muda, akan indahnya kebersamaan dalam keberbedaan. Sehingga bisa bersama-sama melawan tindakan-tindakan intoleran dan kekerasan yang terjadi dalam masyarakat demi tercapainya perdamaian.
 
Gus Dur telah meneladankan, saatnya kita meneruskan.
 
 
Yogyakarta, 9 Desember 2013
 
 
Ahmad Ghozi Nurul Islam

 

Atas