Di saat segalanya berlangsung cepat kilat saat ini. Kecepatan lupa atau melupakan sesuatu menjadi semakin lebih cepat lagi apalagi ketika diembel-embeli dengan suap ataupun kepentingan. Percepatan penyebaran branding atau citra tak terelakkan lagi. Ingatan yang terpaku sejak awal akan selalu mendominasi meski menemukan hal baru yang akan hanya berlalu dengan sangat cepat. Ego dan kesan pertama tetap hal yang dominan selain penokohan dan patronase membabi buta.
Dikatakan bahkan beberapa diyakini bahwa manusia memiliki tuhan, mempercayai dan lebih lagi kadang mengimani. Namun tuhan maha bijaksana, dia bisa berada di sana dan di manapun sesuai kepentingan dan kepandaian manusia memanipulasi tuhan untuk kepentingannya.
Manusia yang membunuh dan mengorbankan kemanusiaan manusia lain adalah manusia juga, selain bisa disebut sebagai manusia yang kesetanan, dalam hal ini setan dianggap sebagai sebuah hal buruk dan tempat di mana segala keburukan berada.
Selain itu manusia juga bisa memiliki otak dan pikiran yang benar (dalam tanda kutip) selain juga tdak berisi apa-apa seperti zombie. Atau tidak memiliki pendirian, pendapat ataupun kemanusiaannya sendiri, dia berjalan hanya untuk kepentingannya.
Banyak sekali tipikal manusia seperti ini dan alhamdulilahnya dia bisa menggunakan dan dilindungi ayat-ayat tuhan untuk membunuh orang lain yang memiliki pendapat berbeda. Pun negara dan penguasanya yang sudah terlanjur kaya mampu membiyaai hal ini untuk selalu menjadikannya benar, dengan bayaran segede apapun, karena dia mampu membayarnya, membelikan seragam dan lauk pauk untuk keluarga laskar-laskarnya.
Seiring dengan perkembangan jaman dan kesulitan kehidupan. Seluruh manusia dalam sebuah negara negeri begajul mengalami kesulitan dan beban hidup yang sama. Program-program pemerintah untuk kemisikinan dan percepatan penanggulangan kemiskinan pun digelar, dengan prinsip kebebasan, liberal dan nilai-nilai 'for all' namun lupa apa latar belakang kemiskinan satu manusia atau kelompok masyarakat satu dengan lainnya. Ada yang secara defaut sudah miskin, pura-pura miskin, namun ada pula yang sudah menjadi korban, dan dimiskinkan.
Sehingga program sapujagat seperti ini hanyalah kelakuan manusia kesetanan atau setan yang seakan direstui tuhan. Mereka dengan gaya dan kepintarannya memanipulasi ayat tuhan dapat dengan mudah menggunakan kesempatan kecepatan lupa dan ego manusia untuk lupa pada tetangga dan mengingat ayat-ayat yang sudah diputar balikkan tafsirnya.
HAM memang milik dan untuk semua orang, semua bisa berlindung dibaliknya. Namun ketika orang-orang jelmaan setan ini sudah dengan cendekia menggunakan ayat-ayat untuk kepentingannya sendiri, akan lebih mudah lagi menggunakan ketentuan HAM untuk dipelintir demi keperluannya.
Maha benar setan dengan segala kesalahannya.