It starts with a recent Linux kernel (3.03), and a 5MB command line core. Core.iso (8MB) is simply the kernel + core.gz - this is the foundation for user created desktops, servers, and or appliances. TinyCore is the kernel + core.gz + Xvesa.tcz|Xorg.tcz + Xprogs +fltk-1.10.tcz + (user's choice of Window Manager) + wbar.tcz
TinyCore is an example of what the Core Project can produce, an 12MB FLTK/FLWM desktop. From which one easily add whatever applications from our repository.
Tiny Core Linux, bukan OS atau installer nostalgia. Meskipun mengingatkan pada jaman dahulu kala ketika untuk menghidupkan komputer masih dengan disket besar yang bernama DOS, namun ketika main di rumah teman yang kaya, bingung dan heran melihat komputer Apple-nya yang booting tanpa disket dan bisa bersuara 'Good Morning'.
Selang beberapa waktu kemudian ada disket kecil untuk menginstall OS Windows, hingga Windows 95 yang kemudian marak ada CD-ROM. Tak lama kemudian hardisk mulai beranjak besar kapasitasnya, begitupun chip memori. Installer mulai menggunakan CD dengan volume file hingga 640MB. Tak terasa lagi kapan ada installer dengan menggunakan DVD, karena file installer yang demikian banyak sehingga memerlukan kapasitas besar hingga Gigabyte. Namun sangat menarik ketika saat ini masih ada installer dan OS sekecil Tiny Core Linux.
Tiny Core adalah distribusi dari Linux yang sangat-sangat kecil untuk ukuran saat sekarang ini. Tiny Core Linux memusatkan perhatian untuk memnyediakan sistem operasi desktop komputer yang cepat, kecil namun memiliki daya guna. Dengan ukuran sebesar 12MB, dapat booting via USB Flash Disk atau CD, Tiny Core Linux hadir untuk misinya.
"a simple way to get started using the Core philosophy with its included community-packaged extensions, enabling easy embedded frugal or pen-drive installation of the user's choice of supported desktop, while maintaining the Core principle of mounted extensions with full package management."
Meskipun sangat ramping dan minimalis namun Tiny Core Linux masih menyertakan GUI, tampilan antar muka, atau Graphic User Interface, beberapa aplikasi dan aplikasi manajernya yang membuat penggunanya dapat mendownload software di repositorynya seperti Mozilla Firefox, GIMP, AbiWord, Gnumeric, OpenJDK, Gnash, Firefox, GCC, musik player, instant messenger dan juga bahkan LibreOffice. Tiny Core internet didukung dengan koneksi kabel, sementara Wireless belum didukung.
Jika tidak memerlukan tampilan antar muka GUI, maka Tiny Core Linux pun tersedia versi 'Command-line only' dengan ukuran hanya 8MB. Di versi terbaru Tiny COre 4.2, dilaunching awal bulan ini, pengembang Tiny Core merilis juga versi yang lebih besar yaitu 48MB dan 64MB CorePlus dengan menyertakan pilihan window manager dan ekstensi lain yang memungkinkan penggunanya untuk mengkustomisasi keinginan dan menambahkan fitur-fitur yang bisa di bangun dengan tool yang tersedia.
Tiny Core Linux bukanlah OS berbasis Linux yang manis dan ramah, tidak mudah untuk mengkonfigurasinya, meski tidak bisa juga dikatakan sulit. Tiny Core tidak di desain untuk menjalan software-software yang biasanya powerfull dan diusung distribusi Linux lainnya. Namun ide untuk mengembangkan sistem operasi yang ringan dan kecil hingga berukuran 64MB bahkan lebih kecil lagi adalah pekerjaan yang patut diacungi jempol. Awesome, tertarik? silahkan download dan install Tiny Core Linux
Jika kebetulan memiliki komputer yang sangat lawas atau USB Flashdisk yang berukuran kecil sekali, Tiny Core Linux ini dapat menjadi simpanan atau digunakan. Dan jika memiliki koneksi internet yang demikian lelet maka jika memerlukan OS yang cukup powerful dan berguna dapat mendownload dan meenggunakan OS Tiny Core Linux. Meski komputer dengan high end saat inipun hardwarenya bisa juga dijalankan dan terdeteksi dengan baik oleh Tiny Core Linux.
Let's talk tiny - Tiny Core Linux 4.2 via Liliputing | Tiny Core Linux