Opensource, sepenggal kick start

 

Opensource, sepenggal kick start

Mungkin karena kenakalan berfikir atau cenderung ke arah kebebasan dalam mengimajinasikan sesuatu maka hal yang paling menarik untuk menggunakan sebuah sistem operasi komputer hanyalah sistem operasi yang berbasis opensource. Sebab komputer beserta seluruh roh didalamnya bisa dioprek sedemikian rupa hingga sesuai dengan kemauan sendiri. Bukan untuk berlagak atau bergaya karena memang kebutuhan setiap orang berbeda, apalagi dengan sistem operasi opensource menjadikan semuanya bisa dilakukan, meski mau tidak mau harus belajar, belajar dan belajar sampai jiwa dan raga kelelahan dan tidak mampu lagi diajak untuk belajar.

Mungkin saja beberapa saat ke depan ketika bangsa ini bisa mencapai taraf tertentu dalam pendidikannya, kemampuan dan kepribadian seseorang bisa dilihat dari software atau sistem operasi apakah yang ada dalam laptop atau desktop tempatnya bekerja. Insan yang bisa berpikir terbuka dan merdeka tentunya akan memilih opensource, bukan karena murah tentunya namun akan memiliki kepribadian tertentu yang sangat positif yaitu orang tersebut mau belajar dan mempelajari apa yang ada dibalik pasangan kerja yang membantunya menuliskan hingga berkarya dalam bidang dan dimensi yang tidak terbatas.

Budaya dan tingkat pendidikan saat ini mungkin masih mengacu pada prosedural dan kontekstual buku, yang sama sekali kaku, tidak merdeka apalagi kreatif. Mungkin saja banyak doktor atau sarjana strata 2 lulusan Jepang atau Amerika, namun dalam kemerdekaan berpikir dan berinovasi saya yakin belum memuaskan semuanya, karena yang ada dalam otaknya hanyalah menjual, menjual dan menjual, belum banyak yang memiliki motivasi untuk berkarya, berkreasi bahkan mencipta sesuatu yang baru. Sehingga rasanya hidup hanya seperti buku dimana hari ini adalah paragraf pertama dan untuk seterusnya hingga kematian menjemputnya adalah halaman terakhir dari buku tersebut yang juga adalah karya orang lain semata, saya tekankan disini bahwa buku itu adalah bukan karyanya sendiri.

Mereka hanya bisa membelinya, lengkap namun tidak ada kesempatan untuk menorehkan buah pikiran bahkan rasa cintanya pada keilmuannya sendiri. Karena semua memang harus mengembalikan modal pembeliannya hingga dalam otaknya hanya uang, uang, uang dan uang untuk menjual keilmuannya. Mungkin saat ini masih bisa dihargai dan diamini, namun dimasa mendatang dimana masyarakat luas sudah memiliki kecerdasan dan derajat pendidikan yang hampir setara, maka orang dengan pikiran seperti itu akan hanyut ditelan ombak kemajuan berpikir gaya baru dimana yang laku adalah kreativitas dan karya, karya yang nyata, tepat guna dan tentunya murah.

Sudah barang tentu hanya metode berbasis opensourceslah sebagai salah satu contoh yang bisa mengedepankan idea-idea baru untuk menentang penjajahan atas manusia melawan gaya hidupnya sendiri, gaya hidup konsumerisme, meski penjajahan gaya baru ini masih sulit untuk didefinisikan namun jika tidak segera dimulai untuk mencegahnya, bukan tidak mungkin kekisruhan dan jarak antar kelas sosial akan sangat jauh serta semakin sulit untuk dijembatani lagi. Jelas tanpa opensource tidak akan tercipta manusia-manusia mandiri dan kreatif, kecuali manusia yang kejam dan tidak peka, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Label dan lisensi seakan adalah tujuan dan sarana hidup, dan demi itu mereka akan rela menjajah kemanusiaannya sendiri, menutup potensi-potensi kemampuan dengan sesuatu yang kadang dikenal dengan istilah “standarisasi” dengan pengartian dan artikulasi minor.

Opensource memang harus segera ditularkan, dikembangkan, diperluas dan disosialisasikan. Mengapa banyak terjadi pembajakan karena memang tidak banyak alternatif yang tersedia. Ladang subur untuk penghidupan dan pencerdasan dalam multidimensional ruang gerak ini harus didorong untuk dapat lebih subur sebagai taman tehnologi dan rekayasa sosial masa depan yang lebih baik. Menjadi pintu gerbang sekaligus tuan rumah dalam pengembangan berbangsa maupun kehidupannya.

Demikianlah sekelumit visi saya tentang opensource sebagai sebuah Kick Start,sekaligus tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009

Atas