Bully berakhir tragedi bisa terjadi di manapun. Kekuatan mental seseorang akan berbeda dengan yang lainnya. Ada yang tetap berpikiran positif, ada yang biasa saja namun ada juga yang menanggapinya dengan sangat serius bahkan fatal. Bully bisa juga berwujud kata-kata nyinyir yang memojokkan seseorang untuk harus menjawab atau dengan pasrah menerima dirinya diperolok di media sosial.
Media sosial pada awalnya adalah media untuk antar pribadi berhubungan dan saling mengabarkan dirinya di protokol internet atau ruang nyata untuk bersosialisasi dengan pribadi yang lain. Namun pada akhirnya berkembang juga sebagai sarana branding produk, jasa ataupun brand. Tentu banyak polah di dalamnya, ada yang bersaing secara positif, tanpa saling menyinggung, ada yang menjelek-jelekkan tanpa mention ataupun menyerang langsung pada akun tertentu yang bully'
Baru saja terjadi, di Jogjakarta. Seorang EO Locstockfest 2 Bobby Yoga Cahyadi 36 tahun, menjadi korban suasana 'bully' tersebut. Hingga berakhir tragedi, Yoga menabrakkan dirinya pada kereta api Sri Tanjung di Gowok, Jogjakarta, Minggu pagi 26 Mei 2013.Meski tidak diketahui sampai saat ini apakah memang benar, namun sedikit banyak pasti ada kaitannya. Selain karena kabarnya hutang untuk melaksanakan event konser musik Indie tersebut, dan pelaksanaan locstockfest2 yang dirasanya gagal. Namun tentu sebagai EO yang pernah berhasil melaksanakan Locstockfest pada 2009 dan the Parade, bully tidak begitu berpengaruh baginya, karena tentu ada ancaman-ancaman nyata yang mengakibatkan hal ini.
Banyak berita mengatakan bully tersebut memiliki pengaruh pada korban, diantaranya:
Berita dari sini, mengatakan
YOGYAKARTA–Pria yang tertabrak Kereta Api Sri Tanjung, Minggu (26/5/2013) diketahui bernama Bobby Yoga Cahyadi, Ketua Panitia Locstock Festival yang sedianya digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Hingga kini belum jelas apa motif pria yang biasa disapa Kebo itu melakukan bunuh diri. Bobby merupakan suami Arini Retnowati Puji Rahayu.
Namun, diduga permasalahan pelik Locstock Festival menjadi penyebab Bobby mengakhiri nyawanya.
Fee artist yang belum dibayar, plus berbagai hujatan dan tuntutan yang disuarakan di Twitter membuat batin Bobby tertekan.
Sebelum nekat melakukan aksi menabrakkan diri ke KA Sri Tanjung, Bobby sempat menulis sebuah status di Facebook melalui ponsel Blackberrynya.
Berikut status terakhir Bobby: “Slamat pagi teman2 semua. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan saya, jgn pernah menuntut klg, anak istri dan orang tua saya, dan tdk yg harus mrk lakukan.. Berkat Tuhan slalu brsama kalian..”
Diduga, fee artist yang belum dibayar dan berbagai hujatan dan tuntutan yang disuarakan di Twitter membuat batin Bobby tertekan.
Beberapa musisi seperti Ras Muhammad, Koil band, Shaggydog band, dan Tohpati membatalkan bermain dalam Locstock. (jibi/mtb)
Juga dari sini:
BANDUNG–Konser musik Lockstock 2 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Yogyakata, pada 25-26 Mei menyisakan kesan negatif.
Beredar kabar, fee artis dibawa kabur panitia. Namun, band asal Bali, Navicula malah dipuji-puji publik jejaring sosial Twitter.
Band pengusung musik Grunge, Navicula dinilai heroic dan berjiwa besar untuk terus tampil meski bayarannya tidak jelas. Hal ini bisa dilihat dari beberapa postingan para pengguna Twitter.
“Respect bli @naviculamusic atas perjuangan kalian, sebuah Cobaan/Tragedi #locstockfest2 jogja! TOTALITAS KALIAN PATUT DI CONTOH ! SALUTE
” tulis Agus Satriyo dengan akun @naSICKonalis, Minggu (26/5/2013).
Komentar lain disampaikan Fie Rega dengan akun @afie_soe. “Mreka @naviculamusic Musician sejati, padahal ‘Fee’ gajelas, tpi ttp Perform, Salute !!!” ujarnya.
Arie Deno Asmar dengan akun @denoari mengatakan: “Locstock.. @naviculamusic salut ma anda semua. For the fans, not for the money! #RESPECT turut berduka u/ ketua panitia, terlepas apa mslhnya.”
Akun @dyonraditya atas nama Dion Raditya menyebutkan: “@naviculamusic yes you are my rolemodel. Thanks for keep noising. You really fueled by passion. RIP #kebo #locstockfest2.”
Dian Paramita dengan akun @dianparamita menulis: “Terima kasih banyak @naviculamusic yang semalam tetap manggung untuk Jogja! Salut sekali atas keikhlasannya dalam bermusik. Love you guys!”
Amrizal A Saragih S dengan akun @amrizalsaragih mengatakan: “festival yang takkan bisa dilupakan. terimakasih @naviculamusic atas dedikasinya. dan #ripbobbyyogakebo terimakasih untuk #locstockfest2
”
Sementara itu, akun @rmlegoh atau drummer Koil, Leon mengungkapkan: “Ketua panitia kabur,menyisakan mbak2 panitia yg udah mau nangis dirubung band2 yg nagih fee,” katanya.
Koil adalah salah satu band yang batal tampil selain band-band besar lainnya seperti Shaggydog, Efek Rumah Kaca, Ras Muhammad dan Payung Teduh. Sebagian dari mereka menilai tidak adanya kejelasan fee.
Kabar lain, ketua panitia konser Lockstock 2 Yoga ‘Kebo’ Cahyadi meninggal dunia pada Minggu (26/5/2013). Diduga dia bunuh diri akibat stres di-bully publik Twitter karena acara tersebut dinilai gagal. Namun, hingga saat ini belum jelas penyebab kematian tersebut. (Jibi/wde)
Tweet terakhir Bobby Yoga Cahyadi ketua pelaksana Locstockfest2:
Trimakasih atas sgala caci maki @locstockfest2.. Ini gerakan.. Gerakan menuju Tuhan.. Salam.
— Bobby Yoga Kebo (@effort_creative) May 26, 2013
Kejadian seperti ini sangat mengenaskan, salah satu tweet yang menyatakan bahwa dia melarikan uang fee untuk band yang diundang hingga membuat keributan di media sosial Twitter. Ada sebuah thread di forum yang cukup panjang di sini.
Banyak perkiraan mengapa hal ini harus terjadi. Event yang seharusnya gemerlap namun harus gagal dan nombok, gara-gara tak ada sponsor yang besar dan kuat. Juga persaingan dalam industri seni maupun EO. Namun yang jelas saling 'bully' di media sosial hanya membuahkan hal-hal yang buruk sepertinya.
turut berduka atas kematian bunuh diri Yoga,panitia @locstockfest2 .smkn menampar muka musik,bahwa dunia musik Indonesia benar2 hancur!
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
turut berduka atas kematian bunuh diri Yoga,panitia @locstockfest2 .smkn menampar muka musik,bahwa dunia musik Indonesia benar2 hancur!
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
industri musik terkena imbas. pelaku seni (musisi)kena imbas, dan sekarang kabar yang mengagetkan, ketua EO event #locstcokJOGJA bunuh diri
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
betapa susahnya mencari nafkah untuk keluarga dengan memilih musik sebagai jalan rejekinya.... #locstcokJOGJA
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
event #locstcokJOGJA yg tragis ini,saatnya bangkit menyelamatkan musik Indonesia agar bermanfaat bagi semua scr moril dan materiil!!!
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
dia hanya mencari nafkah buat anak istrinya. lalu bangkrut karena betapa susahnya mencari nafkah lewat musik...lalu gagal.... #locstcokJOGJA
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
gak peduli kalian anak indie atau major!!! musik Indonesia itu sudah hancur berkeping-keping!!! #locstcokJOGJA
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
dari belasan tahun saya bermain musik,baru kali ini ada EO yg frustasi lalu bunuh diri.bagi saya itu berita yang sangat sedih #locstcokJOGJA
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
jangan mencaci dia lagi. dia hanyalah seorang bapak yang berjuang untuk membahagiakan anak istrinya....tetapi dia gagal. #locstcokJOGJA
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
salah panitia LO ku, bercerita:"kemarin pagi dia masih briefing kita mas lokasi #locstcokJOGJA sambil menggendong anaknya yg masih kecil" :(
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
musik di indonesia ..... apresiasi yang buruk! dan buat kami itu adalah jancuk!!!! #locstcokJOGJA
— IKSANSKUTER (@IKSANSKUTER) May 26, 2013
Bully dapat anda cari sendiri di timeline twitter dengan pencarian locstockfest2 dan kebo
INFO: Sumbangan utk anak dan istri Yoga #kebo Cahyadi bisa ditransfer ke BCA 037 321 3290 a/n. Aulia Anindita -KCU Yogyakarta. Matur nuwun
— Marzuki Mohammad (@killthedj) May 26, 2013
Sepertinya memang banyak kejadian janggal di Jogja, seperti kasus Cebongan yang melibatkan militer dan preman. Bukan tidak mungkin ancaman kekerasan yang lebih nyata menimpa korban ini. Kita tahu semua sepak terjang para 'penagih utang' di kota manapun dan ancamannya, dan jelas dalam hal ini 'event gagal' sementara biaya operasional standar untuk pengadaan alat, sewa tempat, panggung dan sebagainya jelas tanggungan panitia. Dan toleransi dari para fans musik Jogja yang menjamu band-band indie dari luar Jogja patut diacungi jempol.