the winner takes it all

 

the winner takes it all

Rasa atau jiwa ke-Indonesia-an mungkin harus diatur dengan sebuah Undang-Undang yang jelas dan komprehensif, atau apapun yang bentuknya jelas, atau bisa juga dengan sangat tidak jelas sehingga semua orang bisa tahu dan paham apa itu Indonesia, dasar negara, konstitusinya dan sebagainya secara baik serta pas takarannya. Namun siapa yang bertanggungjawab akan hal itu, ketika rasa kebangsaan, kebersamaan dan sebagainya dan seterusnya hanyalah masalah kepatuhan kepada undang-undang serta tentusaja bagaimana cara mengakalinya.

Ketika semua bisa berada diatas kebenaran karena telah diundangkan dalam lembaran negara. Masih ada kebenaran lain yang saling menindas dan saling menyalahkan, tiada wujudnya selain kekerasan antar kelompok. Cilakanya hal kedua memiliki aturan dan undang-undang lapisan yang lain. Entah datang dari mana namun dipraktekkan untuk menghidupi yang pertama. Cilakanya mungkin ada lapis ketiga, keempat dan seterusnya. Semaunya dan itu dilindungi undang-undang, kalo belum ada ya dibuatlah undang-undang untuk melakukannya, secara baik dan benar dalam takaran setan.

Bagaimana mungkin ada undang-undang susulan untuk sesuatu yang sudah dilakukan, namun siapa bilang?. Serapih-rapih
diatur dengan permainan kata-kata toh ada jeda antara pusat gempa dan daerah lainnya. Namun begitulah yang terjadi di negara kepala batu, tangan besi dan hati terbuat dari sampah ini. Sangat mengenaskan, hingga mau berbuat apa tidak bisa karena terlalu lucu dan sangat idiot untuk menanggapi apapun yang dikatakan dari para tauladan pencitraan super sukses itu. Hingga tak terbantahkan apapun yang dikatakannya, karena bibir pucat ini sudah terlalu kelu untuk ikut nimbrung. Bagaimana pun juga 'the winner takes it all'.

Ketika setelah peristiwa 65-66 maka ada aturan tentang penistaan agama, sebagai pembenaran atas hilangnya nyawa jutaan manusia. Adalah satu percobaan kesuksesan untuk suatu pembenaran secara legal dibelakang hari. Pola yang akhirnya diteruskan untuk kemudian pemenang adalah segalanya, the winner takes it all. Penguasa adalah pemain sebenarnya, terlalu tampak apa yang terjadi, yang ketika muda berwarna merah kemudian berubah warna, bahkan rasa. Ketika muda api membara, ketika memasuki rumah istananya menjadi beku bertangan besi. Sungguh siapa dibalik ini, memiliki benang merah yang jelas serta tak terputus, hmm... wallahualam.

Atas