mari berhutang, lanjutkan

 

mari berhutang, lanjutkan

Hutang luar negeri milik negeri begajul sudah mencapai ribuan trilyun rupiah, anehnya tidak ada sedikitpun yang nyantol pada dompet-dompet kere-kere ra uwis-uwis di sepanjang kota dan di desa-desa yang bahkan tidak pernah mendengar bahwa negeri yang dicintainya ini memiliki hutang yang jika uangnya ditumpuk bisa jadi setinggi gunung semeru di jawa timur itu. Semua untuk program pemerintah katanya, ya program pemerintah untuk melanggengkan kekuasaannya, seperti memberi tensoplas untuk menutup luka kemiskinan dengan BLT, atau mengajak para birokrat untuk memilihnya dengan gaji ke tigabelas, empatbelas dan selanjutnya, dasar negeri begajul, semuanya bisa dikatakan serba positif bahkan ketika rombongan motor gede yang membuat trauma kekerasaan pada salah satu keluarga di puncak kemarin, pastilah itu dianggap kegiatan positip, karena tidak boleh menghalangi sesama pemakai jalan dan karena motornya berat.

Andai saja motor gede itu bisa dimiliki oleh banyak orang miskin di negeri begajul tentunya sangat positip karena harganya yang mungkin lebih mahal daripada nyawa ratusan kere yang hidup dipinggiran sungai-sungai, sebaiknya memang kegiatan hanya sekedar pamer kekayaan, wibawa dan kuasa itu bisa dikurangi karena memang sangat tidak positip dan melukai perasaan banyak orang. Apakah salah ketika ada satu orang kaya di dalam lingkungan kumuh, entahlah ... baca saja kitab suci agama anda semua bagi yang memiliki agama dan kitabnya juga paham dalam membacanya.

Mungkinkah semua ini memang sudah diskenariokan oleh sang pencipta, bisa jadi pula karena awal pembunuhan saja dimulai ketika anak adam, dan perpecahan besar lagi ketika seorang Ibrahim memiliki anak Ismail dan Ishak yang menurunkan dua sungai besar yang memiliki kekuatan sama, meskipun yang satu memang memiliki potensi dari sang khalik dan yang satunya menginginkan potensi itu, hingga saat ini sampai kapan tidak ada yang bisa mengetahuinya meski aliran dari si Ishak ini sangat mengusai dunia sekarang baik dengan metode pecah belah maupun apapun, bahkan orangpun percaya bahwa di dunia ini hanya ada sistem kapitalis dan sosialis, yang kesemuanya memiliki muara yang sama meski dengan perspektif berbeda. Namun sama sekali tidak memberikan pencerahan bagi orang-orang yang awas dan waras dalam memandang alam, semesta makro mikro yang dimiliki dengan segenap potensi kemanusiaannya.

Mengapa menjadi membingungkan bahkan dalam pemilihan calon orang nomor satu di negeri begajul itupun harus mengusung dua mata pisau yang aneh pula yaitu neoliberalisme dan ekonomi kerakyatan meski harus dengan mengcharacter assasination antar sesama calon. Hal ini memang mendekati puncak-puncak tanda-tanda kiamat meski saya seorang toleran namun ketika melihat tempat-tempat ibadah yang berdekatan hal ini bukanlah hal yang harus dilakukan selain memperjelas tanda-tanda kiamat yang sudah dekat. Didukung dengan keahlian senjata diantara ketiga grup kandidat itu pun memiliki pasukan yang selalu setia dibelakangnya, semoga saja mereka semua siap untuk kalah dan menerima kenyataan apa adanya.

Hutang menjadi isu seksi sebenarnya namun masyarakat sebagai warga juga sudah kesakitan akan kehidupannya sehingga tidak lagi melihat baik buruk, hanya menginginkan kompensasi atas apa yang harus dicontrengnya. Tanpa pikir panjang sehingga banyak muncul keanehan di daerah-daerah dimana tidak ada kader dari suatu partai namun partai itu memiliki suara yang banyak dan menang. Kesalahan memang selalu terulang dan kelompok masyarakat sipilpun hanya bisa gigit jari selain mengamini hal ini karena demokrasi meski aroma kecurangan dan uang harum menyebar, begitulah memang ketika sudah tidak ada lagi sosok pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah, namun bisa memberikan sedikit saja kebahagiaan yang harus ditanggung selamanya atas kesalahannya tanpa pernah mengatakan utang najis atau apapun yang tidak dipahaminya. Jaman edan ora melu edan ora keduman, monggo silahkan membagikan edan masing-masing untuk menjaga kewarasan kita...

Atas