majelis konspirasi, kolusi dan korupsi

 

majelis konspirasi, kolusi dan korupsi

Sistem anutan negeri Begajul memang sudah nomer wahid bahkan tidak terperikan keperkasaannya, semuanya dipilih dari yang afdol bahkan yang super afdol sudah diafiliasi sedemikian rupa hingga menjadi sebuah santapan menu yang sangat enak dan nyaman ketika dilihat maupun diperiksa, seakan tiada lagi bugs bahkan mungkin sudah tidak perlu update lagi. Hal itu cerita lama, mungkin setelah kemudian dirasakan ada banyak bugs karena banyak kejadian yang menyengsarakan rakyat kecil apalagi yang besar, maka mulailah diutak-atik agar kenyamanan terjaga. Dan siapa yang mengutak-atik tentunyalah hanya para beliu pemilik kuasa atas hal tersebut.

Sudah setengah abad lebih pembelajaran demi pembelajaran dilakukan menumpuk dengan pengalaman dan derita bersumbu syak wasangka dengan dalih untuk kebaikan bersama. Dalam konteks kebersamaan bagaimana tentulah masing-masing kepala memiliki bayangan sendiri-sendiri dan saling pilih pilah agar bisa menikmati meski pada suatu ketika harus saling tikam karena tuntutan penonton serta trend yang saat itu sedang naik daun. Entah mengapa juga trend untuk menyelesaikan suatu permasalahan harus bercabang-cabang dan memiliki implikasi yang bermacam-macam kalau memang bukan dicitakan demi kepentingan per kepentingan tertentu. Sangat aneh ketika sebuah kepentingan besar harus diselesaikan dengan kacamata yang berlainan apalagi berseberangan seperti sebuah debat kusir yang tak pernah berhenti meski sudah hari minggu dan bertamasya ke rumah nenek.

Bermacam syak wasangka dan perbedaan dalam mengartikan dan mendefinisikan suatu kejadian yang kemudian dicatat dibukukan dalam sebuah paper bernama sejarah kerakyatan mungkin lebih baik dari pada hanya satu saja. Namun ketika banyaknya sindiran dan kritik membuat merah telinga karena ego dan kebanggaan atas nama pribadi dan kelompok kadang menjadikan semuanya bisa berubah terlebih ketika mengatakan siapa yang lebih berjasa, siapa yang menjegal ataupun siapa yang ragu-ragu ketika urun rembug diadakan, bukankah pada akhirnya keputusan yang diambil hanya satu meski banyak sekali catatan dibaliknya, kemudian apatah arti catatan itu jika bukan untuk perbaikan kedepan dan lebih diperhatikan daripada lokomotif keputusan yang akhirnya hanya satu dan memberikan implikasi bertubi-tubi apalagi sangat menyengsarakan. Kemanakah catatan itu? ataukah hanya sebagai penghias, bukan sebagai alat untuk tracing kejadian, ataukah catatan itu dibuat sebagai sebuah obat bagi sakit hati bak bulu perindu agar tidak terjadi ontran-ontran, mengapa harus takut geger ketika memang sudah terlalu banyak yang harus diberangus serta tidak layak lagi untuk mengorbit disini, ataukah semuanya hanya sebuah permainan besar untuk konsolidasi kebegajulan demi ratanya pembagian roti nan penuh rasa delicious.

Mungkin saja saat ini penghentian arus liar sebuah aturan tertulis badan hukum pendidikan bisa menjadi setetes air segar yang menyejukkan serta sebuah sihir dari sebuah mahkamah konspirasi agar masih terlihat agung karena kemarin-kemarin tak mampu membendung sebuah aturan tertulis yang memiliki dobel konten dengan aturan lain sebagaimana aturan main porno yang akhirnya juga tidak bisa dihilangkan. Sebagaimana kemudian berusaha ikut trend dalam semesta pembicaraan masalah perkorupsian yang tadinya 6 trilyun untuk kemudian diobati dengan kerja menangkap pelawak lucu yang bisa meraup 25 milyar saja, dengan sebuah kata kunci baru rombongan koruptor seratusan milyard rupiah. Betapa memang kampanye politik kuasa nantinya akan di ranking dengan banyaknya temuan-temuan kasus yang usang dan lupa dengan masalah bang sianturi dengan isu pemakzulan yang sudah diaborsi entah dengan siapa bidan serta di klinik milik siapa lagi.

Kecerdasan-kecerdasan itu memang secara waktu tidak cepat dan sigab namun berhubung memiliki kekuatan untuk menentukan maka ketika semuanya siap sesuatu bisul di masa lalu bisa dimunculkan kembali seperti pembuktian terbalik yang sudah diusulkan berpuluh tahun yang lalu ketika semuanya sudah siap maka akan dilakukan sekarang dengan hasil jelas yaitu nihil, atau memang semuanya berjalan dengan benar adanya didukung dengan kemudahan akses saat ini sehingga meskipun dibuktikan terbalik pun tak ada hasilnya. Sungguh lucu memang keterlambatan apdet model penyelesaian yang ada bukankah sangat indah ketika saat sekarang adalah masa refleksi membalikan arti kemerdekaan dan penjajahan yang memang sudah kuno namun memiliki arti yang sangat dalam yaitu kecintaan tulus kepada bangsa sebagai pribadi maupun kebersamaan yang sudah memiliki makna penuh dengan prasyarat-prasyarat tertentu, agar tidak mudah terbalik pemaknaannya di kemudian hari.

Atas