Banyak cara untuk mengatasi BBM Pending. BBM Pending saat ini terlihat memang terencana oleh pemerintah. Pembelian BBM di atur dan dibatasi, hingga menjadi langka karena masyarakat sendiri tidak mau bermasalah dengan BBM Pending. Teror BBM dari pemerintah untuk mencari alasan tepat dan memproteksi kaum kelas menengah ke bawah untuk efek kenaikan BBM hanyalah dimulut menterinya saja. Dibalik itu sebelum harga BBM dinaikkan sehingga kelangkaan dan BBM Pending dimana-mana terjadi justru membuat masyarakat kelas bawah menjerit dan mengalami kerugian luar biasa minimalnya adalah kerugian tenaga karena antri di stasiun BBM.
Hal ini tidak akan pernah menjadi perhatian pemerintah karena memang sudah disetting untuk menjadi seperti ini, seperti dituliskan oleh Suara Pembaharuan dalam tulisan BBM Pendingnya:
“Saya terakhir membeli solar dengan harga Rp 5.500 per liter. Harga semahal itu, tidak menjadi jaminan bahwa kita mudah dapat solar di pasaran baik di pedagang eceran maupun di SPBU. Sebab yang membutuhkan solar bukan hanya saya yang membuka usaha penggilingan padi, tetapi juga para pelaku usaha traktor untuk membajak sawah. Apalagi saat ini sudah mulai menggarap sawah setelah panen raya,” ujarnya.Secara terpisah, sejumlah petani mengaku harus membayar sewa traktor dengan harga mahal sebagai dampak kelangkaan solar.“Sebelum terjadi kelangkaan solar seperti saat ini, biaya sewa traktor untuk menggarap sawah hanya Rp 150 ribu per petak sawah. Namun sekarang setelah solar langka, tarif sewa traktor pun naik menjadi Rp 200 ribu per petak sawah. Jadi dampak kelangkaan solar sudah merembet ke mana-mana termasuk kami dari kalangan petani,” ujar Engkus, petani asal Kampung Wuluh.
Pemerintah yang sangat keji di negeri begajul sudah dianggap biasa, dan sepertinya masyarakat hanya akan diam dan tidak berani apa-apa. Karena tidak punya pikiran buruk terhadap terjadinya BBM Pending dan bagaimana cara mengatasi BBM Pending hanyalah dengan cara-cara sederhana, seperti mengantri, kemudian di simpan dirumah, baik dengan tanki sepeda motor ataupun jerigen seadanya. Untuk kemudian diecer dan dijual agar meminimalisir margin kerugian yang nanti pasti dialaminya saat kenaikan harga BBM.
Tidak ada cara lain untuk mengatasi BBM Pending, karena hal tentang BBM adalah mutlak kekuasaan pemerintah dan Pertamina. Tidak ada yang sempat atau bisa menyelundupkan BBM agar harga menjadi murah karena sudah dianggap kejahatan dalam UU Premanisme Negara.