@twitter juga akan gunakan #sensor

 

@twitter juga akan gunakan #sensor

Twitter akan menerapkan sensor untuk twit yang kurang baik atau diperkirakan akan menimbulkan permasalahan penghinaan. Sensor yang akan dilakukan twitter dengan tidak menampilkan tweet yang menghina lembaga, korporasi, orang lain, atau negara akan dilakukan berdasarkan konteks dan negara dimana tweet tersebut ada, kemungkinan berdasarkan bahasa yang digunakan. Twitter akan mengunci akun twitter pengguna tersebut, melakukan dialog dan menanyakan apa maksud tujuannya. Jadi sekarang polisi timeline bukan hanya orang yang suka twit nyinyir ataupun nyonyor namun twitter sendiri akan melakukannya.

Twitter melakukan sensor ini tidak secara terselubung, satu pihak namun bekerja sama dengan yang memuat list daftar delik permasalahan yang sekiranya akan tidak disetujui oleh otoritas negara. Twitter menulis di blognya ':

“The open exchange of information can have a positive global impact … almost every country in the world agrees that freedom of expression is a human right. Many countries also agree that freedom of expression carries with it responsibilities and has limits.”

.....

One of our core values as a company is to defend and respect each user’s voice. We try to keep content up wherever and whenever we can, and we will be transparent with users when we can't. The Tweets must continue to flow.

Dengan pencekalan akun twitter seseorang dan akan dimintai penjelasan oleh twitter, dimana twit seseorang tersebut akan tidak bisa diakses orang lain. Twitter sensor ini menuai banyak protes pengguna twitter yang akan tidak melakukan tweet pada tanggal 28 Januari 2012 dalam rangkaian hashtag dan

Twitter melakukan tweet sensor ini karena menyadari telah berada di ranah global dan bahwa kebebasan berekspresi memiliki praktek dan batasan yang berbeda-beda di setiap negara. Misalnya negara Prancis dan Jerman yang menolak konten twit pro-Nazi. Jadi dapat dipahami ketika tweet di negara Indonesia dibolehkan mungkin akan dilarang ketika dibaca di Malaysia. Google, Bing, Yahoo pun akan melakukan hal sama seperti ini dengan pembatasan-pembatasan yang diharapkan tidak membatasi kebebasan berekspresi, sehingga twit akan tetap mengalir seperti sedia kala.

Di China, Google menunjukan hasil pencarian yang terindikasi sudah disensor. Dengan cara yang sama, tweet yang diblokir atau kicauan ang disensor twitter akan terlihat : 'Tweet dari [nama-akun] ini dicekal'. Pemblokiran akan bekerja pada tingkat akun pengguna individu maupun akun yang berlevel. Tentu saja hal ini akan menjadikan API Twitter menjadi berbeda karena biasanya berisikan field nama user, field waktu tweet, dan field isi tweet, namun sekarang akan menambahkan field . 

API Twitter sensor yang seperti itu ternyata menuai protes dari Terence Eden , seorang developper twitter dari Inggris, namun bagaimanapun sepertinya twitter tetap bersikeras untuk melakukannya, seperti yang ditulis Guardian dalam postingannya yang berjudul '':

Terence Eden, a London-based mobile developer, : "I don't want to develop on an API which contains a 'withheld_in_countries' field. What's next, a 'for_your_own_good' field?" : "I helped develop a Twitter client that Chinese pro-democracy activists used. Guess that's dead now. Thanks, Twitter."

Eden, who describes the move as , said it would be difficult to work around because Twitter will identify which country a user is in by their address. "You can spot the censorship, but it's hard to route around it," he said.

Twitter says it will continue to post requests for the blocking or censoring of tweets to where it has recorded requests to remove tweets from its service.

Hal ini dapat di baca dalam dan twitter. Sosial media dan internet akan berubah menjadi seperti dunia nyata apa adanya, dimana aturan otoritas dan larangan-larangannya akan dikotakkan sebagaimana administrasi negara. Akan selalu muncul ketidakadilan yang sama, dan selalu berulang, ketika tulisan yang pedas akan ditanggapi dengan moncong senjata dan penjara sebagaimana yang terjadi dimasa lalu dalam kertas biasa.

Hukum alam klasik telah merambah dunia digital, pembatasan-pembatasan kuno juga merambah dunia digital dan sosial media. Meskipun ini nanti akan menuai protes, namun siapa pemilik twitter, dan siapa pemilik kebijakan negara, serta pada akhirnya kembali ke alam normal. Di mana ego dan harga diri akan menuntut perlakukan sama seperti sediakala. Digital telah menjadi tempat wadah bukti segala pernyataan yang ditulis oleh pemiliknya sendiri secara suka rela, sekaligus bukti konkrit penjara penggunanya yang tidak berhati-hati. Awas kena twitter sensor loh :-)

Atas