Ken Arok

 

Ken Arok

dinasti singasari dan majapahit

Alkisah di masa lampau di negeri sejarah, berdiri kerajaan Singasari, sebelum adanya kerajaan Majapahit yang menurut biro sejarah adalah kerajaan besar dan pada perkembangannya memiliki kuasa pengaruh di Asia Tenggara, Selatan bahkan Asia Timur. Ken Arok juga menjadi saduran biro cerita dongeng Pramoedya Ananta Toer, seorang budayawan menulis yang pernah menginap di Pulau Buru di karenakan afiliasi politik yang bertentangan dengan biro kuasa orde baru pimpinan Jenderal Soeharto. Pun Ken Arok pernah menjadi nama Grup Dangdut yang mengelana di Jawa Tengah entah sampai mana, bahkan ada kelompok lain yang bernama Ken Dedes.

Biro sejarah yang berdasarkan atas fakta-fakta sejarah karena diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik eksternal yang melekat dan secara sengaja memang dilekatkan pada konteks kuasa saat ini. Menjadi tak ubahnya bermetamorfosa menjadi biro dongeng, yang menganggap rakyat jelata adalah anak-anak yang tak memiliki pemikiran dan pandangan, sehingga biro sejarah yang menjadi biro dongeng menjadi pengarah pada buku putih pendidikan yang menjadikan gagal paham massal dalam memandang diri sendiri. Bayangkan ketika saat ini orang akan melihat Ken Arok sebagai sosok perampok yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kuasa. Hanya karena konteks menjamurnya korupsi untuk memperkaya diri namun memberi makna negatif tidak sebagaimana yang biro dongeng harapkan pada waktu lampau. Biro sejarah mencatat apa yang bisa di catat sementara biro dongeng membuat cerita kehidupan sekaligus bagaimana mengakhiri dongeng tersebut.

Ken Arok menurut biro sejarah adalah nama samaran dimana 'Ken' memiliki arti orang yang baik dan dihormati karena keahliannya, memaksimalkan potensi dirinya. Arok (Angrok) sendiri diartikan sebagai keahlian kanuragan atau olah membela diri yang kerap juga di artikan sebagai 'suka berkelahi'. Ken Arok ketika berkuasa memiliki nama seperti Girinathaputra, Sri Ranggah Rajasa, Bathara Siwa, Ken Arok - Rajasa Sang Amurwabhumi. Biro Dongeng tidak memberitahukan siapa bapak dan ibu asli Ken Arok. Kala itu Biro Dongeng yang ditulis oleh kitab Pararaton dan Negarakertagama, hanya memberikan skenario seorang gembong pencuri yang melihat cahaya di kuburan, dan ketika didekati adalah seorang bayi. Bayi yang bersinar tersebut akhirnya dirawatnya dan tumbuh sebagaimana orangtuanya menjadi seorang perampok yang memiliki keahlian tinggi, hingga kemudian bapak angkatnya tersebut meninggal. Ken Arok kemudian menjadi pekerja di sebuah kecamatan Tumapel dan memiliki majikan bernama Tunggul Ametung.

Bagaimana biro dongeng sangat kejam terhadap Ken Arok yang harus dibuang di kuburan dan ditemukan pencuri? Bagaimana pula biro dongeng memerintahkan Ken Arok untuk bekerja di Tumapel sehingga bertemu dengan Ken Dedes isteri Tunggul Ametung? Pastinya ada ketidakadilan di sana, melihat bayi yang bersinar harus mendapatkan perintah dari biro Dongeng untuk bisa berkenalan dengan Ken Dedes yang menjadi pujaan hati dan kekasihnya hingga memiliki 4 orang anak dan rela melakukan order keris sakti karya Mpu Gandring, yang mana keris itupun setelah dilakukan untuk membinasakan Tunggul Ametung disimpan oleh kekasihnya sendiri yaitu Ken Dedes. Betapa Ken Arok harus dapat mematuhi perjalanan skenario yang di berikan oleh biro dongeng ketika membunuh Mpu Gandring dan dengan tegar menerima kutukan keris eMpu Gandring yang akan membunuh 7 orang keturunannya. Begitu relakah dia akan bagaimana biro dongeng harus menyelesaikan dongeng tentang keris empu Gandring.

Begitu teganya orang jaman sekarang menyamakan Ken Arok sebagai bayi yang ditemukan dan bersinar di kuburan dengan Soeharto penguasa orde baru? Apa yang dikatakan biro dongeng akan hal ini? Sangat tidak kreatif untuk menyamakan perjalanan dongeng seseorang dengan seseorang lainnya, betapa itu hanya menyederhanakan apa yang ada sementara perjalanan satu orang dengan orang lainnya untuk mengenal dirinya pun akan sangat berbeda. Sebagaimana beda DNA satu orang dengan yang lainnya meski kadang ada kembar identik.

Ken Dedes

Bagaimana biro dongeng memberikan briefing kepada Ken Arok yang dengan sangat tulus mencintai Ken Dedes hingga mau melakukan apa saja demi cintanya, untuk juga kemudian mempersunting Ken Umang? Terungkap memang ketika pada keturunannya yang bernama Raden Wijaya, seorang yang juga memiliki tugas tersendiri dari biro dongeng untuk menyelesaikan ceritanya sendiri. Ken Umang memang tak seterkenal Ken Dedes namun memberikan sumbangan yang sangat berarti pada akhir cerita dongeng tentang umpatan Mpu Gandring pada keris buatannya yang akan membunuh 7 orang keturunan Ken Arok.

Biro sejarah hanya sempat mencatat dan mencatat dan memberikan kategori sama pada dongeng yang hampir memiliki kesamaan. Mereka menyederhanakannya dan menghilangkan nilai-nilai rahasia kehidupan yang di tuntunkan oleh biro dongeng. Pun biro sejarah hanya memiliki data server yang sangat terbatas, sehingga mungkin tak memiliki data valid yang terjadi pada pembunuhan pertama yang dilakukan anak nabi Adam, bahkan mungkin seratus persen tak mengakui karena masih menggunakan logika setan ketika tidak mau bersujud kepada Adam. Karena masih berdasarkan referensi tentang manusia yang suka memakan sesamanya.

via Ilustrasi via  |

LampiranUkuran
Ikon teks biasa Ken Arok42.97 KB
Atas