Memang Gandrik !. Dramatic reading Teater Gandrik berjudul Tangis oleh KPK Komunitas Pecandu Kesenian menurut Den Baguse Ngarso menjadi sponsor dan lembaga yang membiayai Pementasan Teater Gandrik berjudul Tangis di Gedung Kusnadi Harjosumantri pada 9 Desember 2014 jam 18.30 - 20.30. Hari Anti Korupsi Sedunia yang diperingati besar-besaran di Yogyakarta sejak pagi dihadiri juga oleh Presiden Jokowi dan rangkaiannya hingga malam hari pada saat pentas Proklamasi Korupsi Adalah Kita di Kridosono. Pentas Teater Gandrik ini menjadi rangkaian hari 'Korupsi adalah Kita' di Yogyakarta yang ditonton oleh para pendemen teater Gandrik yang jumlahnya ribuan lebih.
Dramatic Reading demikian mereka menyebutnya ini merupakan juga rangkaian 'Mengintip Gandrik' karena pementasan Tangis yang sebenarnya akan dilakukan pada bulan Februari yang entah dipentaskan dimana, informasinya belum dibocorkan kepada masyarakat banyak. Dalam Pentas 'Tangis' Karya Agus Noor yang merupakan gabungan dua naskah Heru Kesawa Murti Almarhum berjudul Juragan Abiyoso dan Tangis ini memang tidak dijalankan penuh atau lengkap sebab dilakukan dengan menginsert empat bintang tamu, Yaitu Kabareskrim Irjen Suhardi Alius, Wakil Jaksa Agung Andi Nirwanto,Ketua BPK Harry Azhar Aziz, Wakil Ketua KPK bapak Busyro Muqoddas.
Adapun Sinopsis tentang Lakon Tangis yang dipentaskan Teater Gandrik tersebut menceritakan tentang :
Juragan Abiyoso yang selalau dihantui suara tangis dalam tidurnya, terlebih lagi ketika mengetahui Muspro, rekannya dalam menjalankan dan mendirikan usaha batik meninggal karena bunuh diri dengan cara gantung diri. Muspro bunuh diri karena menanggung malu membuat kerugian besar dalam perusahaannya. Sementara itu Bu Abiyoso, selepas mendengar kabar tersebut segera membujuk suaminya untuk mengangkat anaknya, Pangajab, sebagai pengganti Muspro untuk memimpin perusahaan batik tersebut.
Mengingat jasa-jasa Muspro di masa lalu dalam merintis usaha batik. Juragan Abiyoso berkeinginan untuk mengangkat Prasojo, anak Muspro, untuk menjadi pemimpin perusahaan menggantikan jabatan bapaknya yang bunuh diri. Bagi Abiyoso, Pangajab tidak mampu untuk menjalankan usaha karena hanya bisa hura-hura. Kemudian konflik pecah antara Prasojo, dan Pangajab.
Keinginan Prasojo untuk menolak jabatan sebagai pimpinan perusahaan karena malu atas kelakukan bapaknya dihadapkan dengan tuntutan ibunya untuk mengambil hak-hak Muspro yang selama ini tidak didapatkan. Karena menurut ibu Prasojo, Muspro sudah terlalu banyak berkorban bagi Juragan Abiyoso dan Perusahaan Batik.
Melihat gelagat ayahnya, Pangajab dengan dibantu Siwuh, mandor pabrik, bersiasat untuk menghancurkan usaha batik di rumahnya, untuk menjadikan Prasojo sebagai penyebabnya.
Di tengah kekacauan yang terjadi Juragan Abiyoso semakin dihantui perasaan bersalah kepada almarhum Muspro, karena demikian bingungnya maka Juragan Abiyoso mengangkat Siwuh sebagai sebagai pimpinan perusahaan. Hal pengangkatan Siwuh membuat Pangajab tidak terima dan mencekik Siwuh. Sementara itu di saat yang sama Juragan Abiyoso meregang nyawa membawa rasa bersalahnya.
Namun tentu saja dalam pentas Tangis teater Gandrik di tanggal 9 Desember 2014 belum menceritakan semuanya karena lebih fokus pada penanganan Korupsi yang dilakukan ditengah-tengah pentas dengan gaya talkshow yang segar. Pentas Tangis Teater Gandrik didukung oleh Susilo Nugroho, Sepnu heryanto, Butet Kartaredjasa, Jujuk Prabowo, Rullyani Isfihana, Jamiatut Tarwiyah, M. Arif Wijayanto 'Broto', Abdillah Yusuf, Kusen Ali, Hendra Himawan, Feri Ludiyanto, Citra Pratiwi, Nunung Deni, Wawan, Cilik Tri Banowati, Otok Bima Sidharta, dll.
Untuk rekaman audionya Tangis teater Gandrik bila berkenan silakan mendengar dengan klik di tautan di bawah.