Ada Apa di Dieng Culture Festival 2013 ?

Dieng Culture Festival 2013 @theAnungs
 

Ada Apa di Dieng Culture Festival 2013 ?

Dieng Culture Festival sudah menginjak angka 4 pergelarannya. Dieng Culture Festival 2013 ke empat atau DCF IV, adalah upacara tradisional religius dan sakral sama dengan pergelaran tahun-tahun sebelumnya. Istimewa dalam DCF IV adalah penambahan acara Jazz di Atas Awan, Festival Film Dieng, Camping Ground Zone dan Coffee Corner.

Sebagaimana kita ketahui Dieng Culture Festival atau Festival Budaya Dieng adalah intinya upacara cukur rambut anak Gimbal. Anak berambut gimbal di Dieng jika pencukuran rambutnya tidak diadakan dengan syarat-syarat tertentu yang harus terpenuhi, maka rambut gimbal tersebut tetap saja akan tumbuh lagi. Gimbal anak Dieng bukan karena tidak pernah keramas atau hawa dingin namun karena sukerta, sukerta dari ucapan Kyai Kolodote, orang yang diyakini pertama kali hidup di dataran tinggi Dieng. Wilayah pemukiman nomer dua tingginya di dunia setelah Tibet.

Syarat yang harus terpenuhi agar anak berambut gimbal di Dieng kembali memiliki rambut seperti orang biasa adalah adanya keinginan anak gimbal sendiri untuk mencukur rambutnya, orang tua anak sanggup memenuhi keinginan atau permintaan anak yang muncul spontan pada pagi hari sebelum upacara cukur rambut gimbal dan adanya upacara ruwatan yang lengkap.

Keadaan ini dengan syarat-syarat upacara ruwatan yang nilainya bisa puluhan juta rupiah, karena harus dengan sesaji yang lengkap, doa-doa dan upacara yang lengkap, melibatkan banyak orang hingga pagelaran wayang kulit yang biayanya sejak dahulu sudah mahal. Dari kacamata ekonomi akan sangat memberatkan keluarga dan orang tua anak gimbal meskipun dengan ikhlas mereka akan membayar biaya apapun demi terpenuhinya keinginan sang anak. Dieng Culture Festival mencoba menjembatani hal ini sekaligus mengemasnya menjadi sebuah acara yang dapat dinikmati orang banyak, meskipun banyak biaya masih harus ditanggung orang tua anak gimbal.

Komunitas Sadar Wisata Dieng Pendawa dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara akhirnya menggelar event tahunan Dieng Culture Festival untuk memelihara budaya dalam kemasan yang lebih rapi dan terorganisir (ala komunitas) tidak hanya untuk memelihara upacara budaya ini namun juga mengajak khalayak ramai untuk mengetahui fenomena menarik dari Dataran Tinggi Dieng, selain penambahan kekayaan konten pariwisata alam Dieng.

Apa yang baru di Dieng Culture Festival

Dieng memiliki tumbuhan istimewa yang dianggap sebagai viagra jawa, namanya Purwaceng. Purwaceng pun dikenalkan di Dieng Culture Festival dalam acara minum bersama. Di DCF IV ada penambahan acara yang sangat menonjol yang berakibat harus dibangunnya camping ground dan penuhnya rumah penduduk serta wisma di Dieng karenanya. Penambahan acara tersebut adalah Jazz di atas Awan, Festival Film Dieng dan kemungkinan nantinya akan ada festival kopi, namun saat ini baru dalam bentuk coffee corner di venue yang bagus yang di kelola .

Hari pertama akan di akhiri dengan pergelaran wayang kulit yang sakral, namun di hari kedua Dieng Culture Festival akan digelar acara yang membuat desa di ujung angin tersebut bernuansa modern dengan penganugerahan juara Festival Film Dieng dan pergelaran jazz di atas awan dari sore hari hingga malam menjelang puncak dinginnya Dieng.

Dieng Culture Festival adalah acara yang dikelola oleh komunitas Dieng sebagai inti untuk kemudian bisa berjalan berdampingan dengan komunitas-komunitas lain yang ada berdasarkan lokalitas dan kekayaan budaya daerahnya. Agar tak lekang di lindas zaman. Simak lebih lengkap di official web Dieng Culture Festival di dan karena nama dieng culture festival sendiri di internet sudah tidak bisa dibeli komunitas dieng namun sudah dikuasai biro travel wisata.

Atas