Tidak terasa bahwa Gerakan Desa Membangun sudah berjalan dan menginjak tahun pertama yang saat ini dirayakan dengan rangkaian acara seperti biasanya yaitu penguatan ke dalam dan lokalatih maupun lokakarya ala GDM yang berjalan dengan alur santai tapi serius.
Dalam setahun setiap bulan minimal ada satu lokakarya dari tingkat antar kabupaten, antar kecamatan, antar desa hingga internal desa sendiri. Perubahan demi perubahan internal pun mulai menjurus pada tingkat yang sangat serius, selain bola liar yang menggelinding kesana kemari, karena interpretasi pemaknaan kata Gerakan Desa Membangun yang siapapun bisa menafsirkan hingga mengartikannya sendiri.
Ratusan Desa telah dirambah dan dikenalkan dengan misi Gerakan Desa Membangun, ada yang cepat tanggap hingga memiliki portal dan mitra desa yang akan berubah namanya menjadi Lumbung Informasi Desa. Namun tak sedikit yang acuh karena ketika menemui bahwa tidak uang segar atau pencapaian instan untuk membangun desa maupun dukungan bantuan dana dari pemerintah, secara langsung atau mempermudah.
Jelas desa-desa yang memiliki semangat terbalik karena untuk jalan mudah mendapatkan aplikasi mitra desa akan melongo karena melalui prosedur yang demikian serius dan harus runtut dikerjakan seperti mendidik bloggerndeso, transparansi anggaran, dan berbagai macam audit sosial yang sudah tentu bukan hal mudah untuk dipraktikan, terkecuali dengan semangat perubahan dari internal komunitas tersebut sendiri secara (agak) holistik, sedikitnya.
Dinamika selama setahun Gerakan Desa Membangun belum bisa dibingkai secara khusus karena banyaknya konten yang harus dilakukan. Serta diperlukannya banyak sekali campurtangan dari berbagai pihak demi komunitas pemerintahan yang paling terbengkalai saat ini. Selain sebagai lahan data yang desa tersebut sendiri sama sekali tidak bisa mengaksesnya terkecuali dengan biaya yang sangat mahal.
Pada rangkaian acara #1thGDM semuanya dibahas dalam diskusi-diskusi akrab ala ndeso, hingga penguatan kapasitas dan tuntutan desa terhadap nasib RUU Desa yang perlu dikawal dengan serius, karena setelah RUU Desa gol maka tak terbayangkan berapa jumlah uang yang harus dan bisa dikelola oleh Desa.
Diskusi tata kelola pemerintahan desa #1thGDM twitpic.com/bjq1rg
— suryaden (@suryaden) December 7, 2012
Hari pertama hingga hari terakhir perayaan setahun gerakan Desa membangun dapat disaksikan melalui live streaming di http://joglo.tv/live dan http://harlah.desamembangun.or.id/live-streaming. Di hari pertama inipun sudah muncul berbagai pemikiran baru yang dibawa oleh Hernindya dari Idea tentang audit sosial, Ditjen PMD Bito Wikantosa tentang desa sebagai subyek, Sigit Widodo dari Pandi yang tertarik dengan tawaran serius domain desa(dot)id, Bambang Asmoro dari Kominfo tentang relawan demit, maupun Imam Prasojo yang memberikan perspektif dan keyakinan lebih dalam tentang pentingnya Gerakan Desa Membangun.