Rekonsiliasi dan Penyelesaian Pelanggaran HAM Masa Lalu resmi jadi kerja pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari inisiasi pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan masa lalu dalam Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta Jakarta tanggal 18 - 19 April 2016. Meski di hari pertama ada kelompok intoleran yang bernama Front Pancasila mau membubarkan dan menolak acara simposium tersebut.
Kita dapat melihat bahwa Polisi dapat menjaga simposium 65 tersebut dan mengusir kelompok intoleran yang akan membubarkan acara tersebut. Banyak cerita yang mengharubiru dan mungkin tidak pernah terdengar disuarakan dengan aman oleh para penyintas dan pemerhati keadilan. Secercah harapan akan damainya negeri Indonesia muncul dan terbit pada masa pemerintahan Jokowi ini.
Semoga saja peristiwa ini membuka hati dan banyak mata betapa kejamnya politik kekuasaan dan politik ingatan dalam merajam berbagai kejadian sehingga tidak lagi dikenali. Seperti kata seorang Jenderal Sintong Panjaitan yang mengukur dengan banyaknya korban pada peristiwa tragedi 65, bahwa korbannya hanya sedikit. Sebuah pernyataan yang sangat menyakitkan hati, betapa nyawa hanyalah jumlah, bukan menghargai bahwa satu nyawa adalah sebuah mahakarya kehidupan dari Tuhan. Sungguh menyedihkan.
Terlebih orang-orang bayaran yang menjadi kelompok intoleran, baik anti Pancasila sekaligus Anti Komunis. Mereka tak ubahnya orang yang tak pernah belajar dan berpendidikan. Tidak bisa menghargai sebuah pendekatan metode untuk mencapai kesejahteraan bangsa dalam melakukan kehidupan bernegara dengan berbagai instrumen untuk mensejahterakan rakyatnya.
Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan memang berangkat untuk perdamaian bangsa lahir bathin. Meski yang dibahas adalah masalalu, namun masalalu adalah bagian dari kehidupan kita yang tidak bisa begitu saja ditepiskan. Apapun itu meskipun berbagai masalah besar. Masalah yang perlu diselesaikan dan tidak perlu berlarut-larut, selain karena dunia sudah berbeda dan berubah, dimana negara-negara komunis sudah berubah menjadi negara superpower.
Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan akan membuka peluang-peluang bagi berbagai orang untuk dapat menemukenali kembali peristiwa-peristiwa yang dijadikan salah sangka dan dituduh menjadi perusak bangsa, karena konteks yang tidak diketahui dan disalahkontekskan demi kekuasaan. Begitulah tragedi bangsa ini seharusnya tidak terjadi.