Jagongan Sinau Bareng @BloggerNdeso & #FilmNdeso @DesaMerden

 

Jagongan Sinau Bareng @BloggerNdeso & #FilmNdeso @DesaMerden

Akhirnya kelas bebas film dan menulis tanggal 11 - 14 Agustus 2012 di Perpustakaan Desa Merden Kecamatan Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah selesai. Pada acara santai yang diinisiasi oleh dan ini berjalan lancar dengan peserta yang diperkirakan sebanyak 25 orang akhirnya separo saja yang bisa hadir secara full. Hari Pertama di isi oleh yang memfasilitasi perspektif tentang jurnalistik dan analisa sosial dengan metode pendidikan orang dewasa. Meskipun peserta yang ikut sangat random usianya dari usia SMP hingga Kakek bercucu satu. Eksplorasi outdoor pun dilakukan seperti bagaimana mengenal desa dan memotret permasalahan. Kelas-kelas santai yang ada secara resmi berlangsung hingga jam 21.00 malam namun peserta sampai jam sahur pun masih terus giat belajar secara infomal.  

Lokasi Jagongan Sinau Bareng BloggerNdeso dan FilmNdeso memang sangat cantik. Perpustakaan Desa Jendela Dunia ini sudah mandiri, dahulunya adalah gedung Puskesmas yang kemudian tak dipakai karena Puskesmasnya pindah. Kemudian disulap menjadi gedung megah yang diinisiasi oleh dan Imam Prasojo menjadi sebuah perpustakaan desa. Pengurus Perpustakaan Desa Merden 'Jendela Dunia' adalah dan beserta banyak relawannya. 

Kelas Bloggerndeso menulis bebas berlangsung pada hari ke - 2. Kesempatan ini berisikan cara sederhana menulis dan keberanian untuk menuliskan peristiwa, melanjutkan dari sesi jurnalistik. Praktek dan pengenalan dasar-dasar blogging. Serta trik-trik menulis bebas yang ramah dengan mesin pencari. Kaitan dengan penggunaan sosial media untuk mengakses dan memberikan informasi serta kebutuhan akan konten lokal Indonesia yang sangat dibutuhkan untuk mempermudah dan kekayaan informasi tentang yang terjadi di lokal. Konten hari kedua cenderung praktis dan langsung praktek tentang penggunaan internet serta bagaimana memanfaatkannya dengan metode brainstorming dan langsung praktek.

Teman-teman, film itu bukan barang mewah, elit, dan seni berkasta tinggi. Kalau ada yang bilang begitu, biarlah. Kita yakin dan gunakan saja film sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, seni dan siasat teknologi untuk bekerja melayani rasionalitas pikiran, keberpihakan rasa dan keteguhan sikap dalam memanusiakan manusia dan kehidupan sekitarnya.

Dua hari ini, di desa Merden, Purwanegara, Banjarnegara, Jawa Tengah, kita telah belajar bersama dan membuktikan bahwa film memiliki kekuatan untuk mendukung kerja-kerja kemanusiaan seperti di atas. Dengan segala sumber daya yang kita miliki, kita dapat mengafirmasi diri bahwa film menemukan ruangnya untuk menjadi bagian dari gerakan desa yang akan menjadikan kita berdaya bersama.

Teman-teman, sungguh, kita harus mencatat hal ini dengan serius. Kita harus terus menggulirkan dan mengawal kerja-kerja sejenis ke depan dengan baik. Kita harus membangun jejaring yang lebih kuat lagi untuk menyinergikan antara film dan gerakan-gerakan sosial-budaya-ekonomi-politik desa agar saling mengisi. Mari kita teguhkan JARINGAN FILM DESA!

*Sebuah pagi di Merden, Banjarnegara, 14-08-2012

-----

Film/video Komunitas diinisiasi dari, oleh dan untuk masyarakat. Salah satu tujuannya sebagai sarana komunikasi-ekspresi untuk menumbuhkembangkan pendidikan kritis. Peran fasilitator mendorongnya sebagai sebuah aktivitas partisipatif, yang mendudukkan parapihak dalam posisi egaliter. Hal ini berbeda dengan kelaziman dunia produksi film/video dimana ada hierarki parapihak di belakang layar. Dalam konteks advokasi, rencana aksinya sebaiknya jelas. Mengapa dibuat, bagaimana caranya, diseminasinya, dst. Begitu?

*Merden, Banjarnegara, Jawa Tengah, 13 Agustus 2012

Sumber : 

Hari ketiga dan keempat difasilitatori oleh , seorang praktisi film dan dosen IKJ, yang juga pengampu Film Pelajar. Sesi yang sangat padat ini berisi tentang bagaimana membuat film, serta contoh-contoh film dokumenter yang menarik. Kaidah hingga riset, praktek pengambilan gambar, editing dilakukan secara marathon selama dua hari. Kelas yang sangat menarik dengan peserta yang memang-memang memiliki motivasi untuk belajar menjadikan keseluruhan workshop jagongan sinau bareng ini tidak melelahkan meskipun berlangsung dalam suasana puasa Ramadhan 1433 H.

Tidak terasa berapa blog baru yang hadir dari , dan berapa film dokumenter baru yang akan menjadi karya teman-teman Jagongan Sinau Bareng BloggerNdeso dan FilmNdeso ini. Event pertama ini memang sudah selesai namun masih menyisakan PR dan semangat yang masih harus menyala. Sinau, sinau, sinau dan praktek, praktek, praktek menjadi wacana baru yang dikembangkan. Tidak mustahil karya-karya dari komuntas-komunitas kecil yang lahir dari ndeso dan pertemuan-pertemuan semacam ini dapat memberikan warna yang lebih baik bagi perkembangan kemansiaan untuk tidak menghamba pada teknologi dan mesin, namun menjadi manusia-manusia dan komunitas-komunitas yang dapat mandiri dan memproduksi konten untuk lokalitasnya. 

[ Foto via dan  ]

Atas