Nyangku diadakan setiap setahun sekali di akhir bulan Maulid, atau Mulud pada hari Senin atau Kamis di Panjalu. Panjalu sendiri adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ciamis, berjarak sekitar 30 KM dari Kota Ciamis, Jawa Barat. #Nyangku atau jamasan senjata pusaka yang disimpan di museum Bumi Alit akan dlaksanakan pada hari Senin, 4 Februari 2013.
Bumi alit twitpic.com/bzz84l
— suryaden (@suryaden) 1 Februari 2013
Menuju Panjalu dari Ciamis melewati pusat kerajaan Galuh pada masa lampau yaitu di Kecamatan Kawali. Kawali adalah pusat budaya dan kerajaan Galuh, sementara Panjalu adalah situs-situs Kabataraan atau Kadewatan, dimana bersemayam dan tempat tinggal para dewa pada masanya.
Adalah Sanghyang Bongosngora yang tinggal di Panjalu tepatnya di tengah Situ Lengkong, konon mendapatkan pedang atau senjata dari Sayidina 'Ali pada saat beliau berguru di Makah langsung kepada Sayidina 'Ali. Senjata tersebut dikabarkan untuk bekal melakukan syiar agama Islam di tanah Jawa. Senjata pedang yang mirip pedang Zulfiqar tersebut saat ini tersimpan di Bumi Alit, yaitu museum penyimpanan pusaka di Panjalu. Nyangku sendiri menjadi salah satu dalam deretan hari-hari istimewa dalam agenda tahunan masyarakat di Panjalu.
Banyak kisah tentang Panjalu, banyak sekali kontroversi ataupun versi-versi yang berbeda tentang Panjalu, ada yang mengatakan Panjalu memiliki hubungan dengan kisah Kertajaya dan Ken Arok, juga berhubungan dengan kisah kerajaan Kahuripan, dan Panjalu di Kediri pada masa Raja Airlangga. Hal ini bisa sedikit disimak di halaman Kerajaan Panjalu Ciamis.
Lantas mengapa saya menulis tentang Panjalu?. Kebetulan saja saat ini memang Gerakan Desa Membangun dari Panjalu sedang belajar untuk bersama-sama bagaimana melakukan gerakan untuk desa membangun. Salah satu penggerak di sini adalah @AjiPanjalu, dan bersama teman-teman @DesaMembangun mulai membentuk dan mengajak kaum muda -anak sekolah- untuk peduli dengan membentuk sebuat cikal bakal Media Center dalam event besar tahunan #nyangku di Panjalu, yang pernah ditinggalkan masyarakat karena pengelolaan event yang tidak transparan dan dibikinkan Yayasan yang tentunya membuat orang-orang curiga, karena tuntutan transparansi saja.
Media center GDM di Nyangku via.me/-9c6r8nu
— suryaden (@suryaden) 2 Februari 2013
Sekali lagi mungkin hanya eksperimentasi. Karena bagaimanapun tak boleh berharap terlalu lebih, bahwa cikal bakal atau cara untuk membangun harus dari berbagai lini, sebagai entri poin mungkin bisa dari berlatih memahami media, karena bisa dapat melihat banyak sudut dari kacamata yang terkumpul dari banyak subyektivitas. Serta mungkin tidak perlu dilakukan pembelajaran yang menggunakan banyak aturan, namun langsung saja praktek, dan kebetulan sekali ada Nyangku di Panjalu.
Lokasi GPS @desapanjalu utk upacara adat #nyangku - I am here: 7 8.145 S 108 16.141 E po.st/ifq3At
— Desa Panjalu (@desapanjalu) 2 Februari 2013