Nyadran 2.0 #BloggerDemit di Desa Dawuhan Banyumas

 

Nyadran 2.0 #BloggerDemit di Desa Dawuhan Banyumas

BloggerDemit, bukan sekedar istilah yang ngawur untuk melakukan Nyadran 2.0 di Desa Dawuhan Banyumas. Desa yang menyimpan raga para pemimpin Banyumas lama. Blogger Demit yang Juga Blogger nDeso adalah bagian dari Gerakan Desa Membangun yang semangatnya makin berkobar untuk menjadikan desa sebagai tumpuan dan pusat perjuangan untuk perbaikan . Tidak mungkin membangun negara dan wilayah dengan baik jika melupakan komponen terbawahnya yaitu Desa, Komunitas Adat dan Keluarga, serta individu yang tergarap juga dalam lingkungan sosial terkecilnya. Kemajuan Teknologi Informasi tanpa diimbangi dengan penguatan kultur hanya akan membuat masyarakat tercerabut tanpa tahu arah dan lupa pada sangkan paraning dumadi, dan tentu saja tanah tempat kelahirannya sendiri, tanah tumpah darah.

Bagaimana menciptakan dan mensinkronkan konvergensi telematika ketika yang dibicarakan adalah masyarakat kota. Kota yang berlalu dan menjadikan dirinya hilang ciri khas dan keunikannya menuju globalitas yang tanpa nama, tanpa ciri dan khusyuk dengan rutinitas bak robot atau tikus clurut yang mondar mandir untuk mencari makanan pengisi perutnya. Blogger Demit dalam terminologi di memiliki kepanjangan dan pemaknaan spirit yaitu 'Blogger nDeso Melek IT", 'Blogger nDeso" blogger yang berani untuk membangun desanya dari bawah, dari dirinya sendiri demi kemaslahatan desa tempatnya bernaung dengan dipimpin dan berkoordinasi dengan Kades 2.0 yang rela malang melintang untuk sharing tentang pengetahuan, ide, gagasan dan bagaimana mengelola serta memanfaatkan IT sebagai alat bantu pelayanan prima.

Nyadran 2.0 dan Makam para pengukir Negeri

sudah jelas adalah nyekar berjamaah, mendoakan para leluhur di makam dan beranjangsana (ziarah) dengan hal yang berguna seperti rembug hingga diskusi bahkan nonton bareng suasana Sidang RUU Desa yang menjadi tonggak kepentingan masyarakat Desa. Nyadran 2.0 akan dilakukan bersamaan dengan Lokakarya Desa Membangun V di desa Dawuhan Banyumas, para peserta pada saat nyadran dan acara akan menggunakan pakaian adat Jawa lengkap, selain untuk enghormati para pahlawan juga untuk mengakrabkan diri lagi dengan pakaian adat yang kadang hanya dipakai ketika seremonial upacara manten belaka.

Nyadran 2.0 dan Lokakarya Desa Membangun V akan dilakukan pada tanggal 13 - 14 Juli di makam yang bersejarah di ndalem Kalibening dimana bersemayam para pengukir negeri diantaranya adalah:

Makam Adipati Mrapat = Wargautama II = Joko Kahiman = Bupati Pertama di Banyumas, Adipati Mrapat menjabat sebagai Adipati Banyumas sejak Kemis Wage 27 Pasa 1490 Jimakir (978 H) (Tgl 4 Maret 1571 M) sampai dengan tahun 1502 Je (990 H) (1582 M) (1571 M - 1582 M).

Makam Ngabei Mertasura I = Adipati Banyumas ke II Menjabat tahun 1583 M - 1600 M.

Makam Ngabei Mertasura II = Ngabei Kalidethuk = Adipati Banyumas Ke III menjabat tahun 1601 M - 1620 M.

Makam Ngabei Mertayuda I = Ngabei Bawang = Adipati Banyumas ke IV menjabat tahun 1620 M - 1650 M.

Makam Ngabei Mertayuda II = R.T. Yuda Negara I = Adipati Banyumas ke V menjabat sejak tahun 1650 M - 1705 M.

Setiap tahun para bupati Banyumas akan nyekar dan ziarah ke makam ini. Juga masyarakat ataupun keluarga beliau yang dimakamkan di Kalibening. Pada bulan ruwah dan bulan tertentu makam dibersihkan dan tentu saja Nyadran.

Selain itu juga setiap tahun di sumur Pasucen atau air barokah dilakukan jamasan atau membersihkan pusaka-pusaka yang ada di musium pusaka Kalibening Banyumas. Sumur pasucen diyakini memiliki tuah dan kasiat untuk memelihara pusaka. Upacara ini dilakukan resmi seremonial dan dengan dipimpin oleh pemuka agama setempat.

Begitulah gambaran lokasi tempat akan dilakukannya Nyadran 2.0 dan Lokakarya Desa Membangun V di desa Dawuhan Banyumas. Semoga gerakan ini selalu mendapatkan semangat dan berada di lubuk sanubari masyarakat desa untuk membangun negara dari bawah. Perjuangan ini bukan tanpa air mata, perjuangan dengan berbagai kerelaan untuk saling membangunkan dan kerelaan berkorban untuk belajar dan berkorban peralatan dari yang tradisional hingga alat komunikasi yang tidak harus canggih namun bisa untuk menjalankan internet dan menjalankan aplikasi. Tentunya sesuai perkembangan zaman dan waktu yang berlalu masyarakat dan piranti desa nantinya akan memiliki kemandirian dan kekuatan untuk menolak segala anasir buruk yang akan menyerang desa dengan berbagai keindahannya.

BloggerDemit untuk persiapan Nyadran 2.0 meski sederhana dan tak berkeinginan muluk-muluk, apalagi menjadi pengukir bangsa, mempersiapkan diri untuk sekaligus menghormati para leluhur cikal bakal Banyumas dan berbagi tentang suasana desa dan cita-citanya untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat serta memandirikannya. Pun akan menggunakan pakaian adat yang dimilikinya untuk memeriahkan acara yang menjadi mesin jalannya Gerakan Desa Membangun. Sebuah gerakan yang masih bayi dan tidak perlu dipahami orang banyak karena yang paling penting adalah dilakukan dan dilaksanakan. Mereka menyiapkan kostumnya secara sederhana dan apa adanya.

[ Foto via ]

Atas