Paranoid Sistemik

gambar suharto ngece
 

Paranoid Sistemik

Paranoid adalah sebuah kata pensifatan untuk pemilik penyakit paranoia. Paranoia sendiri memiliki makna sebagai sebuah penyakit mental tentang seseorang yang memiliki keyakinan bahwa orang lain selalu mengancam dirinya. Gangguan mental ini kadang dikarenakan oleh sesuatu yang samasekali tidak masuk akal atau rasional. Menjadi gangguan mental apabila orang yang mengidapnya bisa menjadi stress, selalu begitu, tidak move on dari kecurigaannya, mengganggu dan menetap. Paranoid jika sudah menjadi gangguan mental jelas merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Paranoid setelah akut menjadi semacam schizophrenia, schizoprenia dalam hal kecemasan seperti sebuah delusi ataupun halusinasi yang dikembangkan orang tersebut. Salah satu gejala schizophrenia paranoid adalah orang yang bisa berlindung dalam pasal-pasal di Undang-Undang bahwa dirinya adalah orang penting sehingga apabila ada perkataan yang tak disetujuinya dia dapat menuntut di pengadilan dengan delik 'pencemaran nama baik' atau 'perbuatan tidak menyenangkan'. Hukumpun akan menganggap hal ini benar apabila ada deliknya dan tentu saja ada pengacara yang berbayar mahal.

Paranoid ini sedang melanda bangsa kita, dan tentu saja paranoid yang tersistem dengan memasukkan kecemasan dan ketakutan melalui pendidikan, dan diresmikan dengan kurikulum pendidikan yang resmi. Salah satu contoh paranoid paling akut adalah kecemasan terhadap munculnya paham 'komunisme' yang di sambungkan dengan akan lahir kembalinya 'Partai Komunis Indonesia'. Meski nampak tidak logis namun hal ini selalu direproduksi untuk mencap miring paham-paham kiri yang berpihak pada kesengsaraan, lugas, jauh dari glamour, dan rakyat kecil.

Bukan tidak mungkin jika paranoid kebangsaan seperti ini tidak diciptakan untuk membuat semakin terpuruknya demokrasi atau arah pembangunan negara yang seharusnya. Seperti bermunculannya stiker dan gambar di truk atau dimanapun yang berisi konten tentang mantan presiden yang dijatuhkan melalui reformasi berdarah pada 1998 yang lampau. Mantan presiden yang sudah mati tersebut digambarkan melambaikan tangan dan berkata 'Opo Kabarmu Le, penak jamanku to?'.

Semua orang yang pikirannya waras pasti tahu, berapa banyak kerugian negara yang diciptakan zaman mantan presiden tersebut. Penjualan aset-aset negara yang membabi buta hingga menjadi cikal bakal pecahnya NKRI, karena seakan penguasa di wilayah tersebut adalah bukan lagi 'Jakarta' namun pihak asing. Meski setelah ini kita pasti dengan cepat membeli pemikiran-pemikiran tentang konspirasi, yang lebih logis dan tidak paranoid karena ada analisa dan rentetan time line kejadian.

Jadi mengapa kita diciptakan menjadi bangsa paranoid secara sistemik adalah untuk menutupi banyaknya konspirasi yang mengarah ke satu titik. Titik tempat asal mula kehancuran negeri ini di setting. Meski hal ini sangat sulit seperti menemukan titik orgasme alat vital wanita yang berpindah-pindah namun memiliki reaksi suara yang sama.

Atas