Negeri Begajul

 

Negeri Begajul

Politikus negeri begajul itu memang sangat jenius, terutama seorang politikus yang pernah berkuasa dengan diawali sebuah masa sulit, dan dengan teganya membunuh dan membantai sekian juta jelata hingga politikus lawannya. Belum ada yang berhasil mengotak-atiknya meskipun sudah berganti rejim penguasa. Meskipun beliaunya sudah mangkat dan turun jabatan setelah didemo ribuan mahasiswa pada beberapa tahun yang lalu. Hebat dan cemerlang memang, mampu membius jutaan rakyat dan orang pintar di negeri penuh begajul itu. Namun memang nyawa bayarannya ketika berani mengatakan tidak kepada penguasa pada saat itu, bahkan yang menjadi alat negarapun bisa dengan leluasa untuk dar-der-dor seenak perut sendiri.

Banyaknya potensi konflik baik tingkat bawah maupun elite semua terpelihara dengan baik, dielus-elus dijinakkan dan dipupuk meskipun dengan kekejaman juga namun dijaga agar tetap hidup dan saling mengancam satu sama lain. Begitulah konspirasi tingkat tinggi yang diciptakan, hingga semua orang menyadari bahwa itu hanyalah konflik yang tidak penting, konflik ekonomi perebutan duit atau rebutan informasi. Gol nya memang para jelata dan para tehnokrat jengah dan tidak peduli dengan apa yang para elite lakukan.

Sistem pendidikan negeri begajul diatur dengan sebuah iming-iming kesejahteraan perifer dalam ekonomi, tanpa adanya imbuhan budi pekerti dan dijauhkan dari keniscayaan berpikir dan mengamati politik kekuasaan yang kotor, ya.. politik dianggap dianggap kotor sehingga dijauhi semua orang sehingga hanya beberapa oranglah yang bisa memahaminya. Semua peserta didik diarahkan menjadi pekerja dan pengusaha, tanpa harus berpikir tentang asal muasal permasalahan yang terjadi, sekam dan api konflik politik semuanya telah di masukkan dan diarsipkan dalam laboratorium tersendiri, untuk bisa diolah dalam sebuah server raksasa bank data konflik yang dienkripsi sehingga tidak semua orang bisa memahaminya, atau terlihat sebagai persoalan yang agung dan sangat sulit untuk dipecahkan karena memang dipasangi firewall dan pengecoh persepsi.

Bahkan para cendekiapun yang berpangkat philosophy of doctor pun hanya bisa tercengang dan tidak habis pikir mengapa seonggok daging bernama megaloman bisa memiliki pendukung yang banyak pada masanya, hanya karena dia anak mantan priyayi nomer satu. Bahkan dengan pongahnya dia sempat menggulingkan orang yang mengangkatnya, dengan cara yang keras dan penguasa ketika itupun membiarkannya. Mengapa banyak pembiaran permasalahan di negeri begajul, semuanya adalah permasalahan besar karena melibatkan banyak kepentingan dan nyawa. Terbayang jelas jeniusnya insinyur ahli rekayasa genetika konflik itu.

Barangkali dengan kepala dingin dan tanpa pengaruh apapun bisa menelaah mengapa ada begitu banyak partai yang bertarung di negeri begajul. Para ksatria mantan senopati semuanya memiliki hasrat untuk tampil menyelamatkan negeri begajul dengan himpitan dan beban permasalahan masalalunya sendiri-sendiri. Mengapa tidak akur, mengapa tidak bekerja sama, tampak jelas memang negeri begajul adalah negeri yang nyaman untuk dibiarkan dengan jelatanya yang sudah diracuni dengan anti paham politik, karena politik itu kejam bisa bikin mati, dan kotor karena harus memiliki banyak pengawal yang haus duit dan wanita. Oh ya ternyata mereka telah dibikin trauma yang sulit sembuh hingga menjadi trauma bawah sadar. Mereka telah kehilangan negerinya sendiri, hingga tidak paham mengapa pada saat pesta demokrasi banyak uang bergelimangan, namun hidup mereka sulit dan mengakui dengan kecerdasannya bahwa sedang ada resesi global. 

Tak pernah berpikir darimana asal muasal uang untuk pelaksanaan pesta, biaya pemenangan kontes. Mereka telah dibikin bingung, dan ketika menyadarinya semuanya sudah telat dan hanya moncong senjata yang akan menantinya ketika mereka mulai membicarakannya, yah tinggal menunggu waktu ketika suasana ajaib itu tiba, suasana dan kebingungan ketika dinding tembokpun bisa mendengar, malam sunyi bisa mengabarkan kepada peguasa untuk selalu mempertahankan kursi empuknya. Masa aneh ketika berprasangka dalam batinpun terdengar oleh alat-alat penguasa.

Atas