Rectoverso logo Bank Indonesia yang sudah ada sejak tahun 90an rupanya ngetop juga, tidak kalah dengan logo HUT Ri beberapa saat lampau yang juga didakwa mengandung gambar palu arit. Apalagi sungguh seru ketika menjelang adanya event simposium 65, demam melanda seakan komunis akan bangkit, sementara simposium tersebut seakan hanya seperti mendengar simponi di museum 65. Seru sekali memang, para peretas informasi melontarkan informasi pagi-pagi dan tersebar melalui media-mesia sosial dan jejaring grup Whatsapp maupun aplikasi lainnya, tak ketinggalan channel-channel di Telegram. Ramai.
Informasi tentang penodaan agama pun tak kalah pelak ramainya. Bahkan konon kabarnya Mantan Presiden RI Megawati Soekarno Putri pun dilaporkan lantaran pidato politiknya saat hari jadi partainya. Secara kata-kata dan teks, kebencian memang masih menyebar, dan perlu penyuburan dan bahan bakar agar benih persatuan semakin terganggu. Penodaan dan penistaan menjadi frasa yang cukup ampuh untuk menciptakan pesakitan. Tak peduli lagi siapa dan apa, pemahaman ideologi dan agama yang berbeda, potongan-potongan video dan kata-kata dirasa cukup untuk mendiskreditkan seseorang dengan menggunakan polisi sebagai senjatanya dengan perintah 'laporan penistaan atau laporan penodaan agama'.
Sepertinya memang sasarannya adalah lembaga kepolisian. Lembaga Kepolisian dibuat sibuk menangani laporan ini itu yang melibatkan atensi banyak orang dan didekatkan dengan isu SARA. Agar energi polisi terkuras dan lupa menangani kasus-kasus lainnya, atau menutupi berita lain dengan berita yang selalu baru, atau aduan dan laporan baru. Sementara para perusak kebhinnekaan dari kelompok intoleran keluar masuk kampung dan rumah memberikan masukan-masukan dan doktrin-doktrin anti ini itu. Kasihan pak Polisi jadi benar-benar sibuk.
Lucu juga ketika logo BI diprotes karena ada uang yang baru muncul. Tuduhannya pun telak mirip Logo PKI yaitu persilangan antara palu dan arit yang entah ditumpuk atau dijejer itu tidak jelas. Kebijakan moneter dan kebijakan Bank Indonesia untuk mengeluarkan uang baru tentunya ada kaitannya dengan keamanan moneter negara, satu hal yang hanya dimiliki oleh pemangku kebijakan. Kondisi moneter jelas ada kaitannya dengan banyak hal, bisa politik, ekonomi, maupun sekuritas-sekuritas lainnya.
Keamanan moneter adalah hal yang penting terutama bagi negara. Negara yang tidak bisa mengamankan dan mengendalikan situasi moneter tentusaja adalah negara yang aneh. Mungkin untuk itulah salah satu cara mengatur peredaran uang adalah dengan mencetak uang baru, karena selain uang lama akan dicetak menjadi uang baru, akan ketahuan juga berapa sebenarnya uang yang tertimbun, hilang atau menjadi barang antik lantaran tidak dipergunakan untuk kegiatan perekonomian karena uang memiliki nomer seri. Sungguh kasihan bukan jika ada warga Indonesia yang tidak mampu membelanjakan uangnya, sementara ratusan juga warga lainnya kadang tidak pernah melihat lembaran-lembaran uang yang betah tinggal di dompetnya.
Jelas sungguh sulit untuk membatalkan munculnya uang baru dari BI meski disebut dan dituduh dengan istilah apapun, karena Bank Indonesia memiliki sistem tersendiri untuk mengetahui sejauhmana uang rupiah berada dan dipergunakan. Dan upaya-upaya penimbunan uang yang tidak transparan pun akan bermasalah dengan pihak yang berwenang untuk permasalahan pajak, pencucian uang, transaksi gelap dan banyak lagi. Dan mungkin inilah yang dibela mati-matian oleh para peretas informasi dini tersebut.
Jika beranjak dari penimbunan uang tentunya, orang menyimpan uang untuk dapat dipergunakan pada saat yang sangat menentukan. Dan menghasilkan efek yang luar bias untungnya dari pengorbanan pengeluaran uang yang disimpannya. Jika melihat dari arus informasi dan cara-cara mengadu pikiran dan ujungnya adalah adu domba ini, sungguh bisa disambungkan sebenarnya, upaya sistematis untuk merongrong kekayaan negara ke pihak tertentu untuk dapat dipergunakan pada situasi tertentu agar dapat merebut kekuasaan politik yang dirancang jauh-jauh hari. Mengapa jauh-jauh hari? Karena uang sudah disiapkan dan disimpan sejak jauh-jauh hari.
[ Gambar : Googling ]