Seperti biasa tulisan disini hanyalah brainstorming, mengosak-asik, memporak-porandakan, menjungkirbalikkan, dan sebagainya yang terbalik, mencoba menjiwai sifat lensa yang memandang sesuatunya terbalik, untuk kemudian dijungkir dan menjadi sebagaimana terlihat dan entah apakah itu terjungkir, terbalik atau memang begitulah bagaimana penglihatan kita. Dalam kenyataan level selanjutnya dimana orang Jawa bilang 'kasunyatan' semuanya terlihat berbeda demikian pula ketika anda berada pada derajat sufi atau doktor tentunya akan bisa menghargai sesuatu dengan cahaya dan sudut pandang yang berbeda, terkecuali anda mencapainya hanya dengan sesuatu rekayasa atau kekaguman tertentu yang membekas didalam pun bisa juga karena 'uang'. Bahwa kemudian itu menjadi berbeda, beragam, mencipta peperangan atau pembunuhan hal itu mungkin karena ketidaktahuan saja atau dengan kata lain 'saking goblognya' karena kemerdekaan berpikir dan mempelajari sesuatu yang sudah 'terjajah' sejak kecil tanpa disadari, dinyana ataupun terelakkan. Rejim pengetahuan dan pola yang terpatenkan pada otak mau tidak mau menjadi referensi utama selain pengalaman pun yang tentusaja 'digurukan' ataupun 'dipersepsi' dengan kacamata pinjaman atau pemberian dari sesuatu yang berada diluar diri. Menjadi anarki bukanlah sesuatu yang haram, ketika menemukan sesuatu yang baru dan benar, apa mungkin masih harus mempertahankan sesuatu yang lama dan salah, terkecuali memang kita tidak tahu sama sekali, namun buat apa kehidupan ini dicipta jika bukan untuk belajar, karena toh semakin kita tahu semakin banyak yang tak kita ketahui. Sebagaimana biasa ketika ada ketidakadilan sosial, kemiskinan yang merajalela, kesulitan yang membuat kepala pening, bencana yang menghancurkan harapan, rejim goblok yang berkuasa, rejim yang tidak membela kebenaran, rejim yang membela musuhnya, rejim yang mengabdi pada kekuasaan, rejim yang mendahulukan kepentingan kelompoknya dan sebagainya. Akan muncul sesuatu yang baru bisa dari aliran kiri ataupun kanan, entah itu ekstrim, radikal ataupun soft. Belum ada pemecahan karena sedikitnya referensi ditambah keterjajahan berpikir yang semakin mandul saja. Segala kesimpangsiuran yang terjadi apakah karena rekayasa ataukah hanya karena kebetulan semata. Tidak dengan mudah dapat di simpulkan karena keterkaitan yang panjang dari pola pikir manusia, masih serba trial dan error seakan tak bisa disalahkan begitu saja, memang. Sistem rekayasa sosial yang tercipta dan dipertahankan rejim penguasa dan rejim kapital tentunya membuat semuanya serba abu-abu, karena sudah ditetapkan menjadi sebuah aturan main yang 'katanya' disepakati bersama dan berdasar dari riset para cendekia. Pun pula ditambah dengan penjajahan varietas 'agama' yang bermetamorfosa menjadi kekuatan penghancur kedamaian dan demokrasi dengan aksi perlawanan kepada kemajuan budaya dan interaksi masyarakat, bisa menjadi rem sekaligus bumerang ketika dengan terpaksa mengiyakan bungkusan serigala yang dibalut dengan kertas kado surga, halal, haram yang secara bawah sadar manusia akan mengatakan 'ya' meskipun itu menghancurkan 'kemanusiaan'nya sendiri. Akankah menjadi tolol untuk yang kesekian kalinya?. Seberapa jauh kaum agama kanan berpihak pada kepentingan rakyat, ketika mengharamkan riba namun tidak mengharamkan riba massive yang dikembangkan dalam hutang piutang antar negara yang justru di perangi oleh kaum kiri terutama sosialis dan komunis. Seberapa jauh kaum keras kanan bisa memberikan kontribusi kepada negara sementara mereka mentuhankan gelar haji yang didapatkan dari kapital dan kekayaan ekonomi pribadi. Thesis NASAKOM 'Nasionalis, Agama, Komunis' mungkin sudah tidak berlaku karena memang sudah dibasmi secara brutal tanpa verifikasi agama dan kemanusiaan yang menghalalkan pembantaian sebagaimana mereka membiarkan hal ini terjadi pada Ahmadiyah meskipun dalam skala yang sangat kecil. Gunung Meletus, Banjir, Gempa, Tsunami yang akan menghancurkan kota-kota besar nantinya selain perang besar yang tak bersuara di Libya saat ini hanyalah pintu masuk perebutan kekuasaan pengaruh dunia dimana negara dan kelompok dengan modal pembiayaan yang besar akan mampu ikut andil dalam perseteruan pengaruh dan informasi nantinya. Pada akhirnya senjata dan militer akan menjadi ujung tombak baik pembela kemanusiaan, pembela tuhan ataupun pembela kekayaan. Sebagai manusia memang hidup dari kelompok kecil keluarga, masyarakat hingga kelompok besar negara atau lebih besar lagi adalah kekuatan multinasional. Semuanya memiliki pemimpin meski hanya dalam bentuk ilusi perspektif namun siapa pencetus dan pemeliharanya, menjadikan pemikiran betapa manusia memang harus memiliki pemimpin, dan tidak mungkin pemimpin tersebut hanyalah sebuah buku, pengetahuan atau pengkultusan individu yang sudah meninggal, siapa eksekutornya. Mari membuka mata dan telinga lebar-lebar dahulu akan ada apakah kelucuan-kelucuan yang tercipta dari pola pikir yang saling menjajah ini.
- #CariYangPas, itu saja
- Adobe Flash di blok Mozilla Firefox
- Aksesibilitas di Bandara
- Bekerja untuk Rakyat
- Beras di Interi
- Bully berujung Tragedi
- COVID-19 Government
- Calon Presiden Pilhan Rakyat
- Desa dan Pusat
- Dewan Perusahaan Pers
- Femicide
- Fenomena Aplikasi Transportasi Online dan Kita
- Fidel Castro dan Soekarno
- Format Debat Capres, dalam catatan
- Islam Nusantara itu bukan Sekte
- Islandia dan Klitih
- Kementrian Desa : Solusi Kenaikan BBM
- Kode Sumber Game Prince of Persia dirilis di GitHub
- Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi haruskah ada?
- Logika ataukah #titen
- Melindungi Polisi
- Menoleh ke Jangka Jayabaya dan Sastra
- Menuju Rumah Budaya Jogloabang
- Panama Papers
- Paranoid Sistemik
- Pemanasan Global: Air laut akan tambah tinggi 3 meter abad ini
- Pemilih yang tak diharapkan
- Pengalaman Pribadi Mengembangkan Dana Mulai dari Rp100 Ribu
- Penyelamatan Dunia ala #MushroomMan
- Perijinan untuk Macet, Asat dan Pating Blasur
- Peta Tren Ekonomi Dunia
- Pilkada LOL
- Premanisme Sosial Media
- Republik Galau
- Sekedar Iraq dan Kekacauannya
- Sisi Positif Anak bermain Video Game
- Tindak Pidana Tehnologi Informasi
- Urgensi Kementrian Desa
- Urip mung mampir Ngombe
- anti tembakau dan sesat pikir
- api dalam sekam
- arti diri dan membongkar satria pamungkas
- ayo ngobrol tentang penyiaran dan kebebasan berinformasi
- bangkitnya para hantu
- distrik kepongahan, solusi jakarta
- illegal alien
- istimewa
- jangan takut sama indihome
- kangen kebhinnekaan
- mati
- mencari sosok
- mengapa pak ahok dimusuhi
- mengatasi hubungan yang menyakitkan
- menghargai jasa para pembunuh
- merenungi Pancasila
- mimpinya kartini
- minum bahaya laten
- minum gunung
- pergantian tahun dan semacamnya
- reformasi deadlock
- regulasi media komunikasi
- sesat sebagai gaya hidup
- setan yang direstui tuhan
- solusi banjir jakarta
- tolol bertubi-tubi