COVID-19 Government

COVID-19 Government
 

COVID-19 Government

COVID-19 Government ?, maksudnya dunia saat pandemi ini mau tidak mau harus patuh pada gaya pemerintahan COVID-19. COVID-19 mempengaruhi sendi-sendi kehidupan di dunia, bukan hanya di negara kita. Seluruh dunia sekarang sudah dikuasai oleh COVID-19, baik yang wilayahnya terinfeski ataupun tidak, semuanya terkena imbasnya.

Untuk menghindari penetrasi COVID-19 Government tersebut pemerintah dan negara-negara memberlakukan Protokol Kesehatan yang dikomandoi awalnya oleh WHO, sebuah badan internasional yang fokus pada urusan kesehatan. Tidak dinyana virus COVID-19 yang pertama kali muncul secara publik di China, dalam waktu yang relatif singkat sekarang sudah berada di seluruh penjuru dunia, dan menghantui segenap warga masyarakat dunia yang terpisah bahkan oleh lautan yang luas.

Protokol kesehatan dan lockdown adalah perlawanan awal terhadap penyebaran paham COVID-19 Government. Berkembang dari hari ke hari, bulan ke bulan, belum ada titik cerah sampai kapan pemerintahan COVID-19 ini akan berakhir sebelum ditemukannya vaksin dan obat ampuh untuk membersihakan tubuh orang yang terinfeksi dari virus corona.

Pada awal tahun 2020 sampai kwartal pertama, sungguh membuat hati sedih melihat iring-iringan jenazah akibat COVID-19 di Italia. Bersyukur lambat-laun para pekerja kesehatan mampu merawat dan memiliki progres tingkat kesembuhan yang menjadi labih tinggi. Namun virus COVID-19 bagi anak panah yang lepas kendali, begitu meluncur, dia akan semaunya pergi, dibawa induk semangnya yang diinfeksinya. Dan pada awalnya masalah kesehatan, sehingga protokol kesehatan dianggap logis untuk melawannya.

Seiring waktu berlalu, protokol kesehatan dan kebijakan lockdown atau di negeri kita yang menganut faham PSBB, bukan hanya kesehatan yang terserang namun bidang ekonomi juga mendapatkan serangan yang lebih kejam dengan penerapan protokol kesehatan dan lockdown atau PSBB. Jaga jarak pada awalnya kita anggap mudah dan tidak akan mempengaruhi sedemikian dalam kehidupan kita. Namun ternyata memiliki efek yang demikian panjang, karena apa? karena disamping virus yang tak terlihat, rapid tes yang hanya secukupnya, mahalnya alat tes dan makin bosan-nya kita mendengar anjuran-anjuran kesehatan. COVID-19 makin merajalela.

Bukan semakin aman dan terkendali, namun saat ini adalah masa-masa paling menakutkan, virus sudah tak terkendali lagi. Masuk kesana kemari bergabung dengan kemauan dan kebutuhan manusia akan realitas dunia yang membutuhkan kebangkitan ekonomi. Tiada lagi rasa sabar, hanya pemenuhan kebutuhan menjadi perisai hidup. Bagai para pahlawan, komunitas dunia sekarang memperjuangkan hidupnya sendiri-sendiri. Pemerintahan COVID-19 yang kejam. Sangat kejam dan tak peduli, seluruh negara dunia akan dibuat resesi, dan entah apa lagi. Terkecuali ada inovasi-inovasi baru yang berbiaya murah, bisa dilakukan massal dan tersedia mudah dimanapun akan menjadi pendorong kehidupan dunia berjalan lebih baik, dan tidak terlalu sengsara.

Revolusi macam apa yang dapat dilakukan komunitas dunia untuk melawan COVID-19 Government, selain dengan protokol kesehatan hingga menunggu hadirnya vaksin atau obat coronavirus. Sungguh banyak individu dan kelompok yang sedang melakukannya, untuk komunitas dunia. Adakalanya menunggu itu baik, namun adakalanya menunggu itu membosankan, mau berbuat sesuatu ada halangan yang menunggu yaitu virus yang tak terlihat. Pertemuan-pertemuan daring menjadi salah satu solusi, dan mungkin akan menjadi hal permanen yang bisa kita lakukan hingga di masa mendatang.

Dunia yang hingar bingar, terasa sunyi, sepi, membuat sesak dada. Panen yang melimpah seakan hanya pemandangan milik sendiri, tiada jalan untuk menjual bahkan mendistribusikannya. Dunia terasa sepi, seakan hanya kita sendiri yang ada, dan tiada komunikasi, karena digital belum menjadi nafas kita.

Sedikit demi sedikit, hari demi hari, bulan demi bulan,... kita lalui dengan rasa yang aneh tak karuan. Mau apa? akhirnya digital, komunikasi virtual, dengan menggunakan tools baik internet kabel ataupun frekuensi pelan-pelan hadir menjadi kebutuhan dan solusi. Para seniman dari seniman tradisional hingga kontemporer harus berani hadir dengan wahana baru, wahana live streaming dalam bentuk apapun. Zoom, Youtube, Google Meet, Whatsapp, Telegram, Online Shop, Instagram dan bayak aplikasi yang sudah hadir, menjadi semakin banyak diterima dan dipergunakan komunitas dunia. Jarak menjadi lebih dekat, meski tetap berbiaya. Kuota data dan para pengusaha telekomunikasi semakin panen. Entah apa bentuk CSR-nya, sejauh ini sih tak pernah ketahuan yang cukup berjasa besar.

Bantuan Kuota internet untuk para pendidik dan peserta didik, BLT bantuan langsung tunai, bantuan kepada UKM-UKM, ke Petani, kartu prakerja dan sebagainya diturunkan dari pemerintah untuk melawan keganasan COVID-19 Government. Hal-hal perlu dan bagus banyak dilakukan, namun bagaimanapun nafas ekonomi dan keuangan juga berpacu dengan waktu. Sampai kapan? sampai kapan kuatnya? sampai kapan mengantisipasi dan mengalahkan virus ini?. Apakah harus putus asa? tentu saja jangan dan tidak boleh. Tidak hanya kita yang terkena imbas angkara murka virus covid. seluruh dunia, seluruh warga dunia ikut merasakan. Munculnya ide-ide dan gagasan yang menghibur dan memberi solusi adalah idaman, idaman dunia selain vaksin COVID-19 dan kebangkitan ekonomi dunia.

Apakah harus latah ikut webinar-webinar itu? tentu harus kita lihat apa maksudnya, tujuannya apa? mereka biasanya hanya jualan hal-hal yang lama, gagasan-gagasan lama, tidak harus mengikuti hal yang tak terlalu memberi solusi pada kehidupan kita, terkecuali kita memang membutuhkan vitamin-vitamin lama atau hanya refreshing saja. Apakah mendapatkan sertifikat online adalah solusi? tentu harus dipikir-pikir juga, untuk apa, kembali pada diri masing-masing, apa yang menjadi kebutuhan kita di saat sekarang ini. Namun event-event live juga memberikan banyak hal selain mengisi waktu kosong, refreshing otak, melupakan situasi yang membingungkan dan banyak hal lain yang sedikit banyak kita butuhkan, atau sebagai sarana saling tolong menolong, demi kehidupan ekonomi. Selektif menjadi hal yang selalu harus terhidang.

Mencari solusi baru, dan menghidangkan gagasan-gagasan segar dalam masa pandemi ini tentu tidak mudah. Berselancar, berkeliling, saling berkomunikasi dengan virtual lama-lama menjadi hal yang bisa diterima. Mungkin ini misi COVID-19 Government? kit tidak tahu. Yang jelas pranata-pranata dan hal-hal baru datang dan harus kita adaptasi dan jadikan solusi baru. Betapa lemahnya kita, dihadirkan pemerinthan baru jenis virus COVID-19 dan segala sendi kehidupan luluh lantak dan harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.

Memeras otak, menggagas hal baru, mencipta inovasi yang berguna adalah tuntutan COVID-19 Government.

Atas