BBM Pending

BBM Pending
 

BBM Pending

Hidup akan selalu bertambah berat, sepertinya itu rumus kehidupan. Seperti kasus BBM Pending saja, beban selalu akan bertambah sementara jasmani semakin menurun kekuatannya. Rumus alam tentang bahan bakar minyak sepertinya juga begitu, mirip prinsip ekonomi, semakin permintaan meninggi sementara ketersediaan menurun maka otomatis harga akan naik, karena ada persaingan untuk memiliki atau menggunakannya.

Praktis harga bahan bakar minyak mau tidak mau akan selalu naik, meskipun katanya negeri kita memiliki cadangan minyak banyak, tapi nanti kan pasti habis juga. Proses menunggu habisnya minyak bumi, yang membuat kita semakin tergantung dengannya tersebut, adalah proses permainan ekonomi antara pemilik tambang minyak sekaligus penjual kepada pembelinya. Harganya akan terus naik.

Sementara yang dipikirkan pak presiden kita yang baru saja membuka dirinya di twitter, adalah proses pemikiran politik biasa, sekalipun akan menghasilkan kenaikan citra yang tinggi, sebagaimana dia lakukan pada Tasripin, cagub Jateng dan tentara:

Pada akhirnya pasti akan naik, ditambah kondisi hutang negara yang sudah hampir 2000 trilyun, dengan mengajak orang-orang berpengaruh untuk berpikir seperti mengundang Prabowo Subianto seperti di tuliskan di Kompas dengan judul Prabowo Sepakat jika Subsidi BBM Dikurangi

"Jadi, saya pernah sarankan ke Presiden bahwa subsidi bisa kita kurangi dan yang penting kita amankan orang yang paling miskin dan paling lemah. Itu kita amankan, kita jaga. Tapi, saya kira, mau tidak mau, kita harus kurangi subsidi BBM," kata Prabowo di Jakarta, Kamis (18/4/2013).

Menurutnya, anggaran pendapatan belanja negara (APBN) saat ini sudah sangat terbebani dengan adanya subsidi itu. Jika beban APBN dapat dikurangi, ia memperkirakan pembangunan dapat lebih lancar.

"Intinya memang beban di APBN sudah sangat berat, ya. Jadi, bagaimanapun saya kira memang pemerintah juga harus menyesuaikan dengan tuntutan daripada mengurangi beban ke APBN supaya pembangunan bisa lebih lancar," katanya.

Mengenai kenaikan harga BBM untuk pengguna mobil pribadi, Prabowo tak dapat memaparkan solusinya. Ia berpendapat bahwa salah satu jalan tepat yang diambil pemerintah ialah berani mengurangi subsidi. Namun, diperlukan sosialisasi yang maksimal atau persiapan matang dari pemerintah sebelum menerapkan hal itu.

"Ada beberapa solusi ya, tapi saya kira bagaimanapun suatu saat kita harus berani untuk mengurangi subsidi. Makanya, perlu persiapan yang matang saya kira. Tapi, ya kita tunggulah pemerintah bagaimana langkahnya," katanya.

Sementara Jusuf Kala yang dulu pernah jadi wakil presiden mengatakan di JK: 2005 BBM Naik 160% Tak Diprotes, 2012 Mau Naik 30% Didemo, Kenapa? dengan sudut pandang yang tegas, sebagaimana gayanya.

Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan pengalaman saat menjabat sebagai wakil presiden menaikkan harga BBM dua kali di 2005 hingga Rp 4.500/liter atau naik 160% dan tidak ada rakyat yang protes, tapi pemerintah sekarang mau menaikkan 30% saja diprotes sana sini, kenapa?

Pada bulan Maret 2005, pemerintah menaikan harga BBM 32% untuk premium dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter dan solar dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter atau 27%.

Kemudian 1 Oktober 2005, pemerintah kembali menaikkan harga BBM secara signifikan. Harga premium naik dari Rp 2.400 menjadi Rp 4.500 per liter atau naik 87% dan harga solar naik dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300 per liter atau naik 105%.

"Kenapa tidak ada yang protes pada saat itu, dua kali kita naikkan harga BBM kok tidak ada yang protes, sekarang mau naikkan 30% saja harganya diprotes sana sini," ujar JK di acara Indonesian Young Leaders Forum 2013, di Ritz Carlton, Kamis (18/4/2013).

Menurut JK, pada waktu itu cara menjelaskan ke rakyat dilakukan dengan benar dan rakyat mengerti.

"Dulu kita uangnya banyak untuk subsidi BBM, padahal itu subsidi orang kaya, kalau terus begini rumah sakit tidak bisa diperbaiki, jalan rusak lama diperbaiki, sektor pertanian tertinggal, kalau uang subsidi BBM dibuat itu semua bagaimana, tapi harga BBM-nya naik, rakyatnya mengerti, jadi terima kenaikkan harga BBM bahkan dua kali lagi naiknya," ungkap JK.

Menurut JK yang berbeda yang dilakukan pemerintahan sekarang, uang APBN 20% dihabiskan untuk subsidi BBM yang percuma namun mau dinaikkan 30% harganya diprotes sana sini.

"Ya karena menjelaskannya salah, karena kalau tidak naikkan harga minyak fiskal kita jebol, apa itu fiskal, siapa yang mengerti fiskal, saya saja yang pernah jadi Wakil Presiden tidak mengerti apa itu fiskal jebol," tandasnya.

Sementara sebagai orang yang tak bisa apa-apa, manusia seperti saya hanya bisa berpikir dan berpegang pada hukum ekonomi tingkat rendahan saja, bahwa jika harga dinaikan hingga tak ada subsidi pun tak menjadi soal karena toh ekonomi akan mencari titik keseimbangannya sendiri. Hanya mungkin negara tak punya wibawa lagi.

Penghapusan subsidi sedikit demi sedikit hanyalah menambah masalah. Kalau mau dihapus ya dihapus saja, kalau endak ya cari jalan yang lurus, untuk pendapatan uang negara yang banyak demi kemakmuran masyarakat banyak layaknya perusahaan, buruh dan pemilik modalnya. Toh nafasnya sekarang memang akan menghapuskan subsidi maupun tanggung jawab negara. Apa yang dilakukan presiden kepada Tasripin adalah pertanyaan besar.

Jaminan kesehatan mulai tahun depan sudah harus dilakukan dengan iuran, sebagaimana asuransi, namun asuransi yang lebih tidak jelas. Berapa uang masyarakat yang masuk ke Perusahaan pengelolanya tersebut tinggal dikalikan saja dan bagaimana implementasinya juga baru bisa di lihat tahun depan.

Memang secara laporan ekonomi kepada dunia internasional, perekonomian negeri begajul melaju pesat. Sehingga akan malu atau bantuan dari luar negeri sudah dekat pada titik yang diharamkan. Sementara kenyataannya untuk menaikan harga BBM saja terus pending, berlama-lama agar kelihatan sedang berpikir. Harus di Ping banyak orang untuk melancarkan BBM Pending.

Atas