Kadang hantu juga dikatakan dengan zombie. Zombie dengan hantu sebenarnyalah berbeda. Karena hantu dikatakan sebagai mahluk halus yang menampakan diri sementara zombie dikatakan sebagai mayat hidup. Mayat hidup dengan pengertian bukan seseorang yang meninggal kemudian hidup lagi, namun mayat yang bisa bergerak, jadi memang sulit juga istilah mayat hidup ini, mati tapi hidup. Sementara yang lain juga ada cerita bahwa ada kemampuan seseorang yang istimewa untuk menghidupkan orang yang sudah mati. Dan pengertian ini berbeda lagi dengan mayat hidup, namun orang yang sudah meninggal bisa jadi sudah menjadi tulang belulang. Dari sisa-sisa mayat yang sudah bersatu berkolaborasi dengan tanah tersebut diberi sesuatu yang mampu membuatnya hidup lagi pulih seperti sediakala.
Berbeda lagi dengan bangkitnya para hantu. Hantu tidak bisa dimaksudkan sebagai orang yang sudah meninggal dunia. Hantu juga bisa dikatakan hidup atau tidak mati, karena memang profesinya adalah hantu. Sekelompok mahluk hidup yang dinamakan hantu. Hantu memang mungkin mahluk hidup yang memiliki spesies berbeda dengan yang kelihatan. Karena hantu bisa menghilang, dan tentunya bisa menghilang tersebut adalah persepsi manusia, karena bisa menghilang berasal dari sebuah pensifatan bahwa sebenarnya terlihat.
Mengapa ada istilah membangkitkan hantu, bangkitnya hantu, seperti dalam frasa 'bangkitnya hantu komunisme' dan sebagainya. Mengapa tidak menggunakan kata 'hantu berkeliaran' atau 'hantu menjadi terlihat', atau 'hantu keluar dari persembunyiannya' atau bahkan 'hantu aktif lagi'.
Hantu mungkin sebuah benda atau mahluk yang hidup dan memiliki nyawa, namun ketika hantu mati juga tidak ada mayatnya. Sungguh sulit juga mengatakan bahwa 'hantu hidup' apakah sama artinya dengan 'mayat hidup'. Jelas hanya ahli bahasa yang bisa mengatakan atau menyelesaikan soal ini, namun jika bahasa adalah kemampuan dasar setiap mahluk hidup, maka jika ada istilah-istilah kata-kata yang sulit di maknai, bukan semua manusia mungkin yang salah, namun pembuat istilah tersebut yang tidak mensosialisasikannya dengan baik. Atau jangan-jangan istilah yang sulit dinalar 'seperti hantu mati', 'orang mati menjadi hantu', dan sebagainya adalah sebuah istilah yang hanya bisa digunakan kelompok tertentu atau orang yang membuat istilah tersebut.
Jelas arti bangkit adalah sebuah kata yang memiliki arti bergerak dari diam di tempat rendah ke tempat tinggi, bangun dari tidur dan banyak lagi arti tentang bangkit. Jadi misalnya sebuah frasa 'bangkitnya PKI', 'bangkitnya komunisme', 'bangkitnya kapitalisme' dan berbagai macam bangkit tersebut mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada kematian atau hilangnya apa yang meneruskan atau diterangkan oleh kata 'bangkit'. Bisa jadi bangkit memiliki arti pergantian sifat dari kata 'impoten' ke 'poten', atau 'loyo' ke 'segar', juga 'lemas' ke 'tegang'. Sangat banyak penggunaan yang bisa diberikan kepada 'bangkit'.
Bangkit pun tidak hanya mengenai sebuah benda, hal atau figur. Bangkit bisa dipergunakan secara masal, seperti frasa 'kebangkitan nasional', 'kebangkitan bangsa', yang mengartikan bahwa semua yang ada didalamnya terkena dampak kata 'bangkit'.
Bangkit memang sebuah kata yang positif, menyegarkan dan menyemangati. Namun bisa juga menjadi negatif ketika diberikan kepada kata-kata yang memiliki stigma negatif, seperti misalnya 'kebangkitan gerakan islam intoleran', 'gerakan bangkit bersama yang tidak bangkit'. Kata bangkit memang dahsat. Apalagi ketika saat ini kita sedang mengalami 'hari kebangkitan nasional', sebuah kata untuk memperingati tumbuhnya rasa nasionalisme dengan satu tanda yang tentunya juga 'subjektif', yaitu pada kelahiran sebuah organisasi 'boedi oetomo' pada saat itu. Karena organisasi-organisasi sebelumnya mungkin tidak ada atau tak terdengar yang merupakan keterbatasan kita mengetahui tentang masa lampau.
Masa lampau memang bisa hilang dari kebanyakan ingatan, karena hilang tanda-tandanya, hilang bekasnya. Meski jika waktu masa adalah timeline, maka semua catatan tersebut pastinya ada, hanya bagaiman kita bisa mengetahui timeline tersebut. Dan tentunya harus dihindari tentang bangkitnya ketidaktahuan, bangkitnya kebodohan, bangkitnya kebohongan. Bahwa kebangkitan masalalu hanyalah hadirnya masalalu pada saat sekarang, juga tentunya masalalu memiliki jenis dan sifat yang berbeda ketika dihadirkan. Namun ketika masalalu bangkit secara fullpower, bisa jadi masalalu akan menggulung dan menghabisi masa sekarang, karena kita tahu juga bahwa masalalu memiliki waktu yang lebih panjang hingga ke awal, dan batasnya adalah detik ini.