Blogger dan Komunitas ASEAN 2015

 

Blogger dan Komunitas ASEAN 2015

Komunitas ASEAN 2015, Masyarakat ASEAN, Komunitas Blogger ASEAN, hal yang sangat sulit dibayangkan secara nyata. Mungkin hanya dalam wacana dan bentuk-bentuk regulasi kenegaraan. Karena sampai seberapa jaminan kebebasan masyarakat, people to people connectivity, pada akhirnya bahasa ini hanyalah semacam bahasa diplomatis yang memiliki impak ke bisnis. Komunitas ASEAN 2015, dengan pendidikan dan situasi warganegara yang serba tercekik, memerlukan perjuangan keras tanpa kenal lelah untuk mewujudkannya menjadi sesuatu yang nyata, bukan seperti hitam di atas putih dalam bahasa hukum, namun memiliki arti sebenarnya, bagaimanapun hal ini menembus batas negara dan administrasinya.

Sebaiknya refresh dulu tentang apakah ASEAN, untuk menyuarakan jangan sampai niat baik ini hanya menjadi keterpaksaan yang harus ada untuk menghadapi tantangan global yang mau tidak mau sudah berada di depan kita semua karena dipaksa oleh elite global dan kuasa negara.

Tentang ASEAN

Asean berdiri pada 8 Agustus 1967 di Bangkok. Deklarasi Asean ditandatangani oleh Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Menyusul kemudian menjadi anggota adalah negara Brunei Darussalam pada 7 Januari 1984. Vietnam 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar 23 Juli 1997 dan Kamboja pada 16 Desember 1998. Hingga saat ini anggota ASEAN ada 10 negara.

Visi ASEAN

ASEAN bermaksud untuk menjalin saling kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, tehnis, pendidikan dan lain-lain serta berupaya mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan dengan pondasi rasa hormat pada keadilan, aturan hukum dan patuh kepada prinsip-prinsip Piagam PBB

Komunitas ASEAN 2015 dan Piagam ASEAN

Pada tahun 2015, apabila AEC tercapai, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN.

Pada tahun 2003, ASEAN sepakat untuk membentuk 'Masyarakat ASEAN' pada tahun 2020, untuk mencapai visinya sebagai gabungan bangsa-bangsa yang memiliki pandangan terbuka, damai, stabil dan makmur. Namun pada tahun 2007 ASEAN sepakat untuk mempercepat mimpi 'Komunitas ASEAN' diwujudkan pada tahun 2015. Tahun 2007 pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura menghasilkan kesepakatan untuk mempercepat Komunitas ASEAN pada tahun 2015 dan Piagam ASEAN dengan menegaskan berlakunya semua nilai prinsip dan tujuan, mengubah dari kesepakatan Asosiasi negara-negara Asia Tenggara yang longgar menjadi memiliki dasar hukum bersama yang saling mengikat. Indonesia menuangkan hal ini pada tanggal 6 November 2008 dalam UU No. 38 tahun 2008 tentang Piagam ASEAN.  

Pilar Komunitas ASEAN

Komunitas ASEAN memiliki tiga pilar pokok yaitu Masyarakat Politik Keamanan, Masyarakat Ekonomi dan Masyarakat Sosial Budaya. Untuk diramu menjadikan mimpi 'Masyarakat ASEAN' nyata. Maka sejak tahun 2008 Piagam ASEAN diberlakukan dengan pencanangan target berdasar norma, aturan dan nilai-nilai ASEAN yang disepakati untuk kemudian membentuk organ-organ sebagai pendorong percepatan proses pembentukan 'Komunitas ASEAN' tahun 2015.

Tiga pilar Komunitas ASEAN salah satunya Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community - ASC) yang bertujuan untuk mencipta keamanan, stabilitas dan perdamaian kawasan, yang berimplikasi pada kehidupan dunia. Instrumen-instrumen dibuat seperti untuk pembangunan Kawasan Damai, Netral dan bebas, traktat persahabatan dan kerjasama dan Kawasan bebas Nuklir. Proses penyelesaian sengketa antar anggota dilakukan dengan cara-cara damai, seperti melalui ASEAN’s dialogue mechanism, dan the ASEAN Regional Forum.

ASEAN’s cooperation in political development aims to strengthen democracy, enhance good governance and the rule of law, and to promote and protect human rights and fundamental freedoms, with due regard to the rights and responsibilities of the Member States of ASEAN.

ASEAN Political-Security Community Blueprint 

Pilar Ekonomi, Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community - AEC) untuk membuka jalur kerjasama perekonomian yang terintegrasi dengan membentuk AFTA yaitu kawasan perdagangan bebas ASEAN. Pun termasuk kerjasama perdagangan bebas dengan negara Mitra Wicara ASEAN. Kerjasama perdagangan bebas ASEAN mencakup sektor jasa telekomunikasi dan transportasi, komoditi sumberdaya alam, pertanian dan kehutanan, sektor energi dan mineral, Usaha kecil dan menengah, sektor pembangunan. Pilar ekonomi memiliki tujuan menciptakan kawasan yang stabil, makmur, dan kompetitif, terciptanya pasar tunggal dan basis produksi dengan implikasi pada kebebasan aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan kapital.

The AEC Blueprint will transform ASEAN into a single market and production base, a highly competitive economic region, a region of equitable economic development, and a region fully integrated into the global economy.

ASEAN Economic Community Blueprint

 Pilar Budaya, Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community - ASCC) mencakup banyak bidang dan sangat bersifat fungsional seperti bidang kebudayaan, informasi, pendidikan, lingkungan, sains dan tehnologi, penanganan bencana, kesehatan, tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, perempuan, pemuda, penanggulangan narkotika, hingga peningkatan kapasitas kepegawaian dan administrasi. Pilar ini memiliki mimpi harapan untuk meningkatkan standar kehidupan.

ASEAN is committed to enhancing the well-being and the livelihood of the peoples of ASEAN through alleviating poverty, ensuring social welfare and protection, building a safe, secure and drug free environment, enhancing disaster resilience and addressing health development concerns.

ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint

Banyak hal yang sudah dilakukan seperti pada tahun 2006, negara-negara ASEAN menyepakati kerangka kerja mengenai pembebasan Visa. Hal ini untuk memudahkan warganegara negara-negara ASEAN untuk saling kunjung-mengunjungi. Pemerintah Indonesia meratifikasi persetujuan kerangka kerja pembebasan visa pada tanggal 22 Mei 2009 dalam sebuah Keputusan Presiden nomor 19 tahun 2009. 

Kerjasama Eksternal

ASEAN memiliki mitra dialog yang dikenal dengan sebutan Mitra Wicara. Mitra Wicara ASEAN adalah Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Kanada, Korea, Rusia, New Zealand, Uni Eropa dan UNDP. Selain Mitra Wicara di atas, ada juga disebut sebagai Mitra Wicara sektoral, Mitra Wicara sektoral adalah negara Pakistan. Memiliki kerangka kerjasama dengan beberapa negara yang berkomitmen dalam ASEAN Plus Three, yaitu negara Korea, Jepang dan China.

Selain itu juga bekerja sama dengan organisasi-organisasi berdasar kawasan maupun organisasi antar pemerintah seperti dengan badan-badan PBB, Forum negara Amerika Latin Timur. Juga masing-masing negara anggota ASEAN aktif bekerjasama dengan forum-forum yang lebih luas.

Mitra Wicara dimaksudkan untuk menyelesaikan dan mengembangkan kemungkinan-kemungkinan pengembangan setelah dilakukannya pertemuan tingkat menteri, sebagaimana gaya ASEAN yang non-formal. Lobi dan diskusi dengan Mitra Wicara memiliki peran penting untuk akselerasi program dan persiapan sosial kemasyarakatan. Dukungan dan bantuan langsung kepada masyarakat ataupun komunitas-komunitas dalam bentuk peningkatan kapasitas hingga proyek-proyek sosial budaya maupun tehnologi informasi.

Tantangan Menuju Komunitas ASEAN 2015

Tidak mencukupi untuk bisa di tuliskan di sini, begitu banyak tantangan dan berbagai hal yang harus disiapkan untuk menuju Komunitas ASEAN 2015. One Vision, One Identity, One Community adalah tagline Komunitas ASEAN masih banyak yang harus digarap, disosialisasikan dan tentu 'permen' apa yang bisa membuat hati senang para pelaku, dan rakyat masing-masing negara. 

Penegasan ini di rujukkan dalam 'people to people connectivity' dan 'people centered'. Pemaknaan liberalisasi yang perlu dijelaskan dan sejauhmana negara dapat memfasilitasi hal ini, karena masih banyak razia TKI juga di Malaysia serta pemenuhan hak sebagai manusia yang memiliki negara meskipun berada di negara tetangga, serta sejauh mana kekuatan agreement ASEAN menekan masing-masing anggotanya untuk bisa bersinergi dalam menciptakan pasar tunggal ASEAN. Namun dengan datangnya negara-negara besar tentu saja pasar tunggal ini bentuknya akan berbeda dan penuh permisif tanpa memperhitungkan lagi keberpihakan lagi pada rakyat kecil.

Roadmap seperti ketahanan pangan ada baiknya jika mau menghitung sampai seberapa kekuatan pangan dan cara mengatasinya, tentu saja harga ekspor impor, dan bea cukai seperti yang dicanangkan sangat membantu sekali. Dalam hal ini, prinsip 'people to people'  dapat dikedepankan tanpa harus menunggu perijinan yang pelik karena ada regulasi yang melindungi dan batasan-batasan yang jelas, agar tidak terjadi praktik-praktik yang merugikan perekonomian dan persaingan pasar di tingkat lokal.

Pelaku pasar yang sudah 'go international', maupun visi pasar global sudah terlebih dahulu dilakukan. Pasar kawasan ASEAN justru malah kurang semarak dibandingkan kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan anggota ASEAN. Kawasan ASEAN utamanya Indonesia memiliki sumberdaya produksi yang besar, penduduk yang besar, tentu merupakan pasar besar tersendiri. Serta memiliki resiko tersendiri dalam kawasan.

Nilai mata uang yang berbeda punterkadang menjadi kendala yang serius. Akan sangat berbeda perilaku pasar produksi di Indonesia dan pasar jasa di Singapura, juga nilai laba usaha yang berimbas pada kekuatan moneter. Masyarakat Indonesia yang berada di wilayah kepulauan, membutuhkan sarana pendukung produksi dengan transportasi yang mahal dan sulit. Harus melawan dengan persaingan harga pasar yang hanya memperhitungkan mahal atau murah. Dalam hal ini perusahaan besar dan negara harus mampu mengendors atau memberikan penghargaan, perbaikan kemampuan dan perlindungan terhadap usaha-usaha kecil dan menengah.

ASEAN Blogger Community

Sebelumnya ada baiknya melihat beberapa hal yang pernah di munculkan dalam pertemuan blogger di Kuala Lumpur April 2011 dan Visi Asean Blogger Community Chapter Indonesia:

Deklarasi Asean Blogger Community, Kuala Lumpur, 23-24 April 2011:

  1. Establish a Asean social media and blogging network to promote understanding, good relations, unity and co-operation for regional betterment and progress of the new media practitioners in the spirit of mutual respect;
  2. Assist in achieving and promoting the common values and aspirations of goodwill and to promote greater understanding and familiarity of the social media;
  3. Promote the freedom of expression, freedom of information and freedom from persecution;
  4. Promote ethical practice of the social media; and
  5. Meet regularly and promote the growth and progress of social media in Asean.

Deklarasi Asean Blogger Community Chapter Indonesia, Jakarta 10 Mei 2011:

  1. Membantu upaya-upaya memperkuat integrasi ASEAN yang bersifat kerakyatan (people centered) dan mendorong interaksi ASEAN dengan masyarakatnya yang lebih mendekatkan mereka satu sama lain.
  2. Memberikan masukan bagi berbagai kebijakan dan kerjasama pilar-pilar ASEAN bagi peningkatan kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.
  3. Menjembatani komunikasi di antara blogger dan partisipasi publik di antara rakyat di negara-negara ASEAN melalui blog dan sosial media serta kegiatan offline.
  4. Menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mendorong pelibatan blogger dan masyarakat agar memiliki rasa kepemilikan dan keinginan yang kuat untuk berpartisipasi dalam kerangka kerjasama ASEAN.
  5. Membentuk sebuah wadah bagi para blogger untuk menampung dan menyampaikan aspirasi serta -melaksanakan berbagai kegiatan terkait ASEAN yang kami beri nama Komunitas Blogger ASEAN-Indonesia atau ASEAN Blogger Community Chapter Indonesia dengan alamat blog . Keanggotaan Komunitas bersifat inklusif, mewakili Komunitas ataupun pribadi.

Peran ASEAN Blogger Community

Jamaah bloggeriyah pasti memahami apa makna dalam Deklarasi Asean Blogger Community di Kuala Lumpur, 23 April 2011. Meski agak kurang tegas namun memiliki makna dalam penggunaan teknologi informasi, perlindungan dan hak-hak yang jelas sebagai sebuah entitas. Menuntut keberadaan negara maupun asosiasi ASEAN untuk memberikan jalan dan jaminan hak kebebasan berekspresi dalam koridor perspektif Hak Asasi Manusia, praktik-praktik yang etis dan dapat dipertanggungjawabkan untuk memfasiliasi 'people to people connectivity', dan meletakkan kata 'people centered' pada porsi yang benar.

Ada perspektif yang berbeda dan agak ruwet dalam kata 'kepentingan nasional' dalam deklarasi ASEAN Blogger Community chapter Indonesia, di mana kesejahteraan rakyat, people centeredtidak serta merta dapat bergerak bebas dan kreatif karena ketika berbicara komunitas maka setiap agreement yang ada harus dilakukan secara terbuka, untuk komunitas ASEAN. Bukan seperti'diculke ndase dicekeli buntute' untuk kepentingan nasional. Bukankah ketika semua kerjasama by people to people dengan kode etik dan aturan yang jelas, akan mencipta rasa suka, keuntungan timbal balik, dan kepentingan nasional adalah kesejahteraan rakyat itu sendiri.

Blogger selain , adalah orang yang rela menulis dan memiliki literasi terhadap ICT, maupun media sosial. Sangat baik jika dibekali dengan poin-poin deklarasi Kuala Lumpur hingga paham bahwa memiliki posisi yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan masyarakat maupun sebagai blogpreneur sendiri. Pertemuan-pertemuan ASEAN Blogger Community pada akhirnya harus berangkat dari bawah, bukan juklak dari negara untuk memahamkan bahwa ada Komunitas ASEAN 2015, namun negara atau  memberikan jaminan dan dukungan kepada masyarakat untuk mendapatkan peningkatan kemampuan dalam penggunaan ICT, , mengelaborasi kekayaan lokal, saling mengabarkan dalam berbagai wahana, serta memahami kode etik bersosial dan bermedia .

Berkolaborasi dengan semua

Bukan hanya dalam bidang kepemudaan dan ICT, blogger Indonesia dalam wacana entrepreneurship, dapat melakukan blogpreneurship pun pula dapat aktif menjadi sosial entrepreneur dengan memberikan pelatihan, terjun langsung mengelola, ataupun memberikan segala kemampuannya untuk membangun UKM di lokal tempat domisilinya. Jejaring blogger yang dimiliki diarahkan untuk dapat mendorong baik konten positif hingga jejaring pasar nasional dan ASEAN dengan memanfaatkan dan mengelaborasi dari apa yang sudah ada maupun yang akan muncul seperti jaringan Radio Komunitas, IDBlogNetwork, Komunitas Blogger se-antero Nusantara, Google, Relawan TIK, Internet Sehat, Komunitas-komunitas Opensource, Kaskuser, Gusdurian, CTLC, Community Technology Center, maupun startup lokal seperti 'Hacker Space 'di Jogjakarta sebagai misal. Bahkan harus dapat memanfaatkan dan mendapatkan porsi dalam PLIK - Pusat Layanan Informasi Kecamatan, maupun E-KTP, serta membangun aktifitas citizen jurnalism yang dijamin dan dilindungi secara jelas baik pribadi, komunitas maupun ketika menjadi watchdog.

Bukan pekerjaan sepele ketika mendeklarasikan ASEAN Blogger Community chapter Indonesia karena harus mampu meng'update', membuat roadmap, mengelola, melaksanakan dan membuat program nyata dengan berdasar database komunitas maupun menyatukan, bersinergi ataupun berjejaring dengan para pelaku dan pegiat maya dan media mainstream di Nusantara. Bukan hanya sekedar kopdar atau menjadi semacam Event Organizer sosialisasi Komunitas ASEAN, meskipun hal itu juga tidak buruk namun alangkah baiknya segera membuat roadmap yang jelas entah dengan cara workshop ataupun sekaligus Training Of Trainer dengan mencerap potensi dan pembagian peran, untuk kemudian di evaluasi dan mendapatkan 'lesson learned' sebagai dasar perbaikan berikutnya.

Respon cepat tanggap

Menggunakan nama Masyarakat atau Komunitas, secara moral memiliki makna kerelawanan serta melek terhadap situasi sosial. Makna positif untuk saling mendukung dan menolong, dan tentunya Komunitas blogger Asean tidak menutup mata akan kerentanan kawasan Asia Tenggara terhadap bencana. Juga momen-momen bersama yang memerlukan kerjasama banyak pihak, seperti momen mudik, atau liburan yang menciptakan sebuah kebiasaan, mudik misalnya. 

Kebersamaan-kebersamaan untuk mempererat hubungan dan memiliki makna kepada keselamatan banyak orang. Dukungan kecepatan informasi yang dapat dikirimkan melalui penggunaan teknologi informasi, melalui media sosial akan sangat bermanfaat untuk saling mengabarkan dan memberikan early warning system untuk keselamatan transportasi, pencegahan tindak kejahatan, maupun penanggulangan bencana.

Mendorong Demokratisasi dan Merawat Indonesia secara Holistik

Demokrasi di Indonesia baru akan bisa berjalan baik ketika birokrasi dan sistem mampu  secara profesional tanpa embel-embel politik dan kuasa. Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN, bukan tidak mungkin adalah sasaran pasar ASEAN itu sendiri. Jadi keberhasilan Indonesia akan membawa efek secara langsung kepada ASEAN secara umum. Dapat dilihat dengan jelas betapa negara ASEAN lainnya lebih berkontribusi pada sektor jasa, dan sudah sangat cukup untuk membuat warganegaranya berada pada posisi sejahtera.

Blogger sebagai pewarta warga - lintas sektoral, mampu untuk memberikan dokumentasi sekaligus pengawasan atas apa yang terjadi dalam lingkup birokrasi, layanan dan keadilan akses. Tidak harus muluk, namun ketika Asean Blogger Community mampu untuk membuat peta kapabilitas blogger untuk mengisi dan mendorong percepatan literasi budaya, ICT maupun ekonomi lokal untuk bangsa Indonesia sendiri pun akan memberikan manfaat langsung kepada Komunitas Asean bahkan internasional. Asean Awareness adalah sesuatu yang tidak bisa dipungkiri secara kawasan, namun alangkah baiknya ketika bisa diturunkan menjadi lokal koneksitas awareness.

Saat ranah politik masih bergelimang dengan uang dan menjadi pintu sekaligus benteng . Pendokumentasian dan pengawasan sukarela dalam citizen jurnalism menjadi sangat penting dan berguna. Bukan hanya  namun para blogger waras seharusnya mampu membaca hal ini demi kepentingan masyarakat banyak bukan malah menghamba pada birokrasi, namun memberikan sebanyak mungkin, apapun yang bisa, untuk bisa dipakai sebagai ajang pembelajaran bersama dalam kacamata berbangsa, berekspresi maupun berinformasi. Bahwa negeri ini bukan dikuasaai dan dikelola oleh pemenang Pemilu, namun warga yang tidak ikut pemilu atau menolak pun memiliki hak yang sama.

Tugas Berat

Sebuah tugas berat, palagi ketika yang membidani lahirnya Asean Blogger Community chapter Indonesia adalah departemen luar negeri atau dirjen kerjasama ASEAN. Sebagaimana di atas harus bisa berkolaborasi secara nyata, bukan secara diplomatis saja. Mampu mengayomi dan merangkul banyak kepentingan, dengan roadmap yang tentunya tidak berhenti saja dalam Komunitas ASEAN 2015. Entitas tujuan sebagaimana mimpi dalam Deklarasi Kuala Lumpur cenderung akan dipakai untuk jangka waktu yang lama dan membutuhkan nafas panjang untuk mencapainya.

Masih banyak hal lainnya, sebagai penghubung, bahkan membuka jalan baru bagi lahirnya komunitas-komunitas baru dengan tingkat kepahaman cara menggunakan tehnologi dan pola pendidikan yang beragam. Hambatan berkomunikasi yang kaya warna, dan indikator keberhasilan yang bervariasi.  harus memiliki kemampuan berfikir konsep yang bisa dilakukan sebagaimana seorang manajer, dengan indikator dan pelaporan jelas serta transparan. Bukan sebagai topeng kebobrokan negara ini.

Atas