Dalam jangka Jayabaya adal perkataan, 'menungso koyo beras di interi', yang artinya kesibukan manusia seperti 'beras di interi'. Beras di interi, sebuah kata yang saat ini sangat sulit dicerna, karena hanya terjadi beberapa dekade lampau. Yaitu ketika orang membersihkan beras dari beras yang patah atau kecil-kecil menggunakan alat yang bentuknya bundar itu, tampah #lupa.
Ketika beras diputar menunjukan kesibukan dan keriuhan beras yang luar biasa karena bergerak kesana kemari. Hal itu memang seperti kesibukan masyarakat saat ini baik di kota atau dimanapun namun yang jelas, terasa betul dalam kesibukan lalu lintas, atau para pejalan kaki di negeri sana.
Beras di interi mungkin sangat jauh artinya dengan resonansi, karena resonansi kadang membentuk sesuatu, entah nada, bentuk atau gerakan tertentu. Dan 'Beras di interi' mirip dengan suasana 'chaos' atau 'geger'.
Namun, video di bawah ini dapat membuka mata bahwa suara dalam bentuk lain dengan benda lain dapat menjadi bentuk yang berbeda dan indah, sebagaimana yang dimaksud dengan resonansi, meski harus kisruh dan geger seperti 'beras di interi'