Antok Suryaden hanyalah common people yang menyukai web, berusaha dan belajar di bidang Teknologi Informasi. Karena sesungguhnya hanyalah seorang buruh tani, dengan pekerjaan sambilan sebagai Buruh Teknologi Informasi. Orang desa yang tidak pernah mengalami tinggal di kota namun menjadi korban modernisasi. Salah sekolah, salah minat tidak ada kekurangan sedikitpun dalam kesalahan, kekurangan maupun kekalahan. Belajar dari kesalahan yang tak pernah jemu bermesraan, sebagai bekal untuk sekedar urun ricuh dan keributan di lingkungannya. Meski tidak ada seorangpun yang mengetahui maupun mengakuinya, hal ini bukanlah yang dicari.
Pernah agak waras dengan menjadi Founder Indriya-Nati, bergerak di bidang anak jalanan perempuan di Jogjakarta. Mengabdi pada masyarakat difabel di Dria Manunggal kemudian membangun Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (Sigab). Berusaha agak waras menjadi pembantu di Sekolah Bintang Bangsaku. Anggota tidak waras pada Forum Transformasi Pendidikan Indonesia. Aktif dan paling berminat dengan isu seputar sejarah, kebudayaan dan riset-risetnya tentang kesengsaraan dan cara survival dari kehidupan yang tidak adil, seperti pada isu Korban Tragedi 1965-66 di Syarikat Indonesia. Nekat mendirikan sebuah Community Teknologi Center di Jogloabang semata hanya untuk menularkan kegilaannya di bidang Informasi Teknologi yang juga tak pernah di pahaminya dengan bulat dan utuh, meski pada akhirnya menjadi sebuah komunitas, hal tersebut menyenangkan meski pada awalnya membuatnya kebingungan.
Beruntung masih hidup sampai saat ini, dan mendapatkan jalan kegilaan lagi dengan bergabung pada jejaring besar Paguyuban Blogger Nusantara. Senang bermitra dengan komunitas-komunitas maya maupun tidak maya seperti ICT Watch, Relawan TIK, Bengawan, Komunitas Blogger Jogja, Suara Komunitas, Combine, Pro Fauna maupun jejaring #ngatimin, dan sebagainya dan sebagainya. Menyukai minuman tradisional dan herbal seperti teh atau kopi meski pait namun kalo bisa ditambahi gula. Kurang mampu makan banyak, gampang ngantuk tapi kesulitan memejamkan mata, Manusia kena pajak nomer urut 45.812.466.6-541.000.