Bagaimana Cara Kerja Kacamata Google ?

 

Bagaimana Cara Kerja Kacamata Google ?

Teknologi Kacamata Google

Kacamata Google yang menurut Google akan bernama Glass Foundry akan dapat berada di tangan orang berada atau para developer pada tanggal 28 - 29 Januari di San Fransisco dan pada 1 - 2 Februari 2013 di New York. Kacamata Google yang dulu dikenal dengan projek Google Glass ini dibanderol seharga 15 juta rupiah kepada para pengembang aplikasi untuk kacamata edisi Explorer.

Trik Proyektor, Cara Kerja Kacamata Google

Kacamata yang akan dapat di pasang di muka anda pada tahun 2014 ini, memiliki trik pemakaian dan teknologi yang berbeda seperti yang dibayangkan ketika menonton video project glass setahun yang lalu. Google sudah mematenkan teknoogi ini, yaitu patent tentang sistem proyeksi sinar untuk memunculkan gambar tombol dan mengontrolnya dari headset (), hal ini pertama kali di posting oleh pada hari Kamis 17/01. Dan kacamata Google ini sudah siap menyambangi para developer pada tahun ini.

Pada gambar di atas menjelaskan bahwa seorang yang menggunakan kacamata google dengan 2 kontrol skema sinar atau gambar dari proyektor kacamata ke tangan. Satu ada di telapak tangan dengan papan nomor dan di sisi lainnya ada 4 tombol di pergelangan tangan. Gambar lainnya memperlihatkan papan nomor dalam kacamata, dengan gambar yang sama, artinya jika pemakai kacamata sudah hapal letaknya, maka pemakai kacamata google tak perlu harus fokus melihat di telapak tangan namun bisa fokus tetap di kacatamatanya.

Penjelasan dalam Patent yang berjudul "Methods and Systems for a Virtual Input Device" tersebut lengkap dengan fitur-fitur yang akan berjalan pada kaca mata Google. Seperti kemampuan prosesor untuk mengenali dan mendeteksi gerakan tangan atau jari dan menginterpretasinya sebagai input perangkat virtual. Jadi proyektor tidak hanya menampilkan sistem pengaturan secara interaktif namun juga dapat menterjemahkan gesture atau gerakan tangan sebagai input untuk mengontrol apa yang terjadi di dalam layar kacamata.

Ide gila ini, mungkin nampak agak tidak efektif, dibandingkan dengan menggunakan perintah suara. namun mungkin jika harus bersuara memerlukan proses yang lebih lagi, terlebih masalah privasi. Entahlah, meski sudah dipikirkan dengan sangat matang, teknologi baru memang diawalnya terasa aneh, dan wagu..... tapi ya tetep keren og.

Atas