Nisfu Sya'ban Bid'ah atau Bukan?

 

Nisfu Sya'ban Bid'ah atau Bukan?

Nisfu Sya'ban, adalah hari yang sangat dihormati oleh banyak orang yang pernah mendengarnya. Terlepas dari bid'ah atau tidak sahih atau apa, namun Nisfu Sya'ban menyimpan banyak misteri. Misteri selain benar atau tidak, mencari hari itu pun pastinya sulit bukan main, karena ada beberapa hari diatas sana Bulan menampakkan dirinya dalam wajah yang bundar dan misterius.
 
Tahun-tahun lalu, pertengahan bulan Sya'ban pernah mengalami gerhana. Gerhada bulan diyakini hanya terjadi pada bulan purnama, nah ... inipun misteri yang sangat aneh, karena bagaimana mungkin di hari yang penuh berkah dan memiliki arti tutup buka amalan setahun akan diberikan sebuah kejelekan terburuk yaitu Gerhana Bulan. Nah loh... horotoyoh, ra?.
 
Nisfu Sya'ban
 
Namun kekuasaan Tuhan menjadi sangat agung, karena bagaimana mungkin itu terjadi dan ada apa di baliknya, hanya Tuhan dan para auliya terpilih yang tahu apa makna di balik itu. Auliya disini bukanlah orang yang harus belajar membaca buku dan menghapalkannya tanpa mengetahui konteks, karena kita telah dibutakan oleh kebenaran-kebenaran yang sudah direkayasa sedemikian rupa, untuk mencari pembenaran lainnya seakan sudah tak ada lagi. Sebagaimana Nisfu Sya'ban itu bid'ah atau bukan, hal sebenarnya tidak perlu karena keyakinan setiap insan adalah hal yang sangat privat dan tak bisa dipengaruhi dengan mudah.
 
Saat ini jutaan orang kebingungan tentang Nisfu Sya'ban itu benar atau tidak atau bagaimana. Namun banyak hati juga yang terketuk untuk tidak mempedulikan hal tersebut, melakukan pencarian dan melakukan ibadah sesuai apa yang didapatkannya baik dari internet atau bacaan lain yang bisa menyejukkan hatinya. Orang-orang yang tidak dengan keyakinan tertentu dan memiliki alasan jelas serta berada di wilayah berbeda dari yang pertama mencetuskan Nisfu Sya'ban tentunya jika melakukan hal ini dapat dikategorikan orang awam atau oportunis meskipun ibadah dan ketulusannya hanya Tuhan yang bisa menilainya, bukan siapa-siapa, jadi ya gimana ya... tetep melakukan hal terbaik yang tidak membingungkan diri sendiri dan alasan yang jelas tentu menjadi dasar untuk melakukan semuanya bukan.
 
Bid'ah atau bukan sebenarnya saat ini bukan sesuatu yang perlu dipikirkan lebih dalam, banyak pemuka agama yang berkata saling berseberangan dan berlainan. Sesama pemeluk agama pun mempersoalkan apakah dia Suni atau Syiah, apakah membaca ini atau membaca itu, apakah trawih 23 rokaat atau yang sedikit, bahkan ada yang mempertanyakan juga kenapa terawih di malam-malam bulan ramadhan. Aneh memang, mana yang benar dan paling benar tentunya sudah bukan hal yang perlu diperdebatkan apalagi hingga saling bunuh, tidak ada hakim atau wasitnya lagi, atau mungkin penengahnya harus agama yang lain, yang dikatakan kafir, sementara agama lainpun mengatakan agama yang lain itupun kafir dan sebagainya. Toh itu hanya istilah saja, yang sebenarnya di dalam hati siapa yang tahu. Seperti Al - Hallaj.
 
Nisfu Sya'ban adalah hari yang agung bagi yang percaya dan memahaminya, dan bukan apa-apa bagi orang yang tidak mempercayai dan menolaknya, cukup fair juga dengan begitu.
Atas