Bukan hanya tahun 2010 seakan alam memberikan pendidikan spiritual ataupun pengetahuan yang baru akan gejala dan amuknya. Sudah barang tentu pemandangan-pemandangan indah yang bisa kita nikmati saat ini adalah bentuk pesta dan pentas akan alam yang mengubah dari ngarai menjadi bukit ataupun sebaliknya, juga sungai-sungai indah dengan lereng terjal yang mendampingi di sisi kiri maupun kanan sehingga membuat mata kita takjub akan keindahan alam. Betapa geliat dan pengaruh alam sangat dekat dengan kehidupan yang saat ini sudah berjarak dengan apa yang ada dalam pikiran kebanyakan dari kita.
Siapa yang menyangka dan berharap puluhan dusun di bawah lereng Merapi itu menjadi rata bahkan lebih tinggi dari beberapa bulan yang lalu dengan timbunan material yang mematikan sekaligus mengundang decak kekaguman akan agungnya dan dahsyatnya bumi tempat kita berpijak. Seakan benar-benar tiada artinya kekuatan manusia pribadi dibandingkan dengan keperkasaan semacam itu, meski hanya beberapa menit namun ancaman yang lain pun masih selalu menunggu disekitar kita. Sekali lagi selalu alam memberikan sesuatu yang baru untuk dipelajari pada setiap zaman bahkan pada setiap detik perubahan nuansa pikir manusia. Diakui atau tidak ketika semua alat pendeteksi tidak berfungsi dengan baik, hanya berandai dan membolak-balik catatan sejarah untuk menentukan pola bencana dari tahunan, dekade, ataupun ratusan atau ribuan tahun yang lampau. Sudah tak bisa lagi takabur betapa ilmu nenek moyang kita yang kadang dicibir dengan istilah 'ilmu titen' itupun akan selalu dipakai baik sebagai referensi saja atau kadang malah dipercaya sebagai sesuatu yang mungkin, memang bagaimanapun sebagai manusia semua memiliki keterbatasan masing-masing dalam menerjemahkannya menjadi sesuatu yang bisa diukur secara ilmiah.
Bisa dibayangkan dengan ribuan pulau yang berada di Nusantara ini adalah sebuah bidang dari permukaan bumi yang sangat dinamis akan pergerakan maupun dengan kata lain adalah bencana alam, dimana pada akhirnya juga adalah sebuah tempat yang sangat indah karena dinamisnya tanah maupun gerakan pondasi atau lempeng dibawahnya. Juga ragam flora dan fauna yang menarik untuk selalu diteliti pergerakan maupun asal muasalnya, entah karena dibawa oleh manusia atau karena mereka bergerak sendiri digerakkan oleh alam atau upayanya dalam menyelamatkan diri dari bencana dari suatu daerah yang demikian mudah dihapus dan dibangun oleh amukan dari dalam bumi.
Generasi saat ini yang sudah mengalami putusnya sejarah dan perubahan kecerdasan lokal karena efek globalisasi, entah kapitalisme atau komunisme ataupun isme-isme lain yang sepertinya juga mencerdaskan, juga putusnya rasa pada masalalu karena efek politik maupun perang saudara karena saling fitnah untuk kekuasaan. Tanpa harus dengan kesiapan yang matang sudah harus lagi menghadapi kekuatan lain dari alam yang gelagatnya akan selalu bersikap ekstrim mulai tahun ini hingga entah kapan. Keganasan-keganasan akan tsunami di Aceh tanpa peringatan yang mengantarkan ratusan ribu orang meninggal dunia juga ribuan orang yang ada di Yogyakarta selatan, belum lagi yang dibelahan dunia lain, ataupun ancaman akan kekerasan senjata dari geliat angkara manusia-manusia sesat pikir yang menganggap nyawa orang bukan seperti yang ada di otak dan hati kita.
Belum lagi ulah-ulah para punggawa negeri begajul yang semakin memuakkan saja, seperti hal sepele akan sepakbola yang dijadikan sebagai alat politik, namun dilain pihak menjual rasa nasionalisme semu dengan layanan tiket penjualan semrawut serta sangat tidak elegan. Kenaikan harga bahan bakar hingga produk-produk energi yang hasil penjualannya pun tidak mempengaruhi kenaikan kesejahteraan masyarakat yang semakin diperas keringatnya demi sesuatu yang tidak diketahui juntrungnya. Morat-maritnya ahklak bukan karena sistem pendidikan yang diberlakukan namun karena banyaknya hambatan seperti beban pembelajaran industri dan kurangnya pengawasan orang tua yang terlalu sibuk memikirkan keadaan esok hari karena persaingan ekonomi dan tidak imbangnya aset moneter yang selalu saja tidak direvisi justru dijadikan alat caplok-mencaplok antar perusahaan atau perang ekonomi antar negara yang selalu saja merugikan lebih banyak orang, daripada segelintir yang bisa meraup kekayaan meski dengan jalan yang tidak jelas, bahkan mereka bekerja untuk itu, tanpa tahu apakah ditipu ataukah tidak.
Menuju 2011 maupun tahun kedepannya lagi bukanlah sesuatu yang sukar meski kelihatan gelap, asalkan semuanya bisa bahu membahu dan sanggup bekerja keras memeras keringat demi kehidupan sendiri yang lebih baik, semoga diteruskan ditulisan selanjutnya :D