dakwah tanpa kata

 

dakwah tanpa kata

Pada suatu zaman kenabian. Di Madinah, tersebutlah nabi waktu itu, seorang nabi yang sangat terkenal, dan kita semua mengenal serta mengetahuinya. Nabi tersebut mengetahui ada seorang tuna netra renta yang hidup sendiri di pojok pinggiran kota Madinah. Tak punya anak, isteri ataupun famili yang memeliharanya.

Tua sebatang kara tersebut berasal dari suku yang sangat menentang keberadaan nabi tersebut. Hal itu selalu diucapkannya ketika sang nabi yang setiap hari meluangkan waktunya untuk memberinya makan dengan menyuapinya. Makanan yang keras dikunyahkan agar dapat ditelan dengan cepat oleh si tua tuna netra sebatangkara tersebut, seperti misalnya daging yang menjadi menu untuk menjaga nutrisi di tubuhnya selalu terjaga, terlebih di padang Arab yang terkenal kejam terhadap kondisi tubuh.

Hari demi hari bahkan tahun demi tahun, sang nabi menyuapi orang tuna netra sebatangkara tersebut dan orang tua tersebut pun selalu berkata tentang kejelekan agama baru yang dibawa oleh nabi yang dikatakan sebagai nabi terakhir untuk umat manusia. Tak pernah di jawab dan di respon dengan negatif apalagi dengan kekerasan oleh seorang nabi yang menyuapinya. Bahkan ketika orang tua tuna netra sebatangkara tersebut mengucap dengan jelas bahwa Muhammad adalah penghancur dunia, budaya dan suku Yahudi.

Hingga kemudian sang nabi wafat, dan diteruskan oleh kalifah selanjutnya yang dikenal sebagai Abu Bakar. Abu Bakar mendata dan menanyakan kepada siapa setiap hari Rasul memberi makan dipojok kota. Hal itupun ditiru dan dilakukannya, dengan mendatangi orang tua sebatangkara yang tuna netra tersebut.

Namun jelas tritmen penyuapan nasi terhadap orang tua sebatangkara tersebut berbeda karena mungkin ada detil-detil yang hilang. Yaitu ketika daging yang disuapkan oleh Abu Bakar tidak dikunyahkan. Daging yang keras itupun harus dilumat si tua bangka sebatangkara tersebut dalam mulut tanpa giginya.

Jelas si tua bangka marah-marah dan mengatakan bisa-bisa dalam dua hari dia baru dapat menelan daging keras dalam menu enak yang di berikan kepadanya. Meski bentuk fisik tua renta tersebut sudah menjadi gemuk dan seperti orang sehat lainnya karena menu yang diberikan Nabi hingga wafatnya.

Dari hal itulah dia tahu bahwa yang menyuapinya adalah orang yang berbeda, ditambah ketika berdilaog, dia menyadari suara orang tersebut pun lain dengan orang yang dahulu menyuapinya. Kemudian Abu Bakar pun mengenalkan dirinya dan mengapa dia melakukan hal tersebut karena rutinitas itu dulu dilakukan olen Nabi Muhammad SAW.

Kontan orang tua bangka sebatangkara buta tersebut takbir, kemudian bersujud untuk selanjutnya mengucap syahadat tanpa ada yang menyuruhnya.

Selamat Lebaran.

Atas